Menuju konten utama

Tutup Munaslub, Wapres JK Minta Golkar Tak Sering Ganti Ketum Lagi

"Jumlah lima ketua umum dalam waktu tidak sampai satu periode ini, adalah jumlah yang fantastis. Ini dapat disebut rekor dunia," kata Wapres JK.

Tutup Munaslub, Wapres JK Minta Golkar Tak Sering Ganti Ketum Lagi
Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menghadiri penutupan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar di Jakarta, Rabu (20/12/2017). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

tirto.id - Saat menutup Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar pada malam ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengeluhkan gejolak di internal partai itu yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Wapres JK menyindir rotasi Ketua Umum DPP Golkar pada beberapa tahun belakangan bisa dianggap mencetak rekor dunia.

JK mengeluhkan hal ini karena DPP Golkar tercatat memiliki lima ketua umum dalam rentang waktu 3,5 tahun saja. Sejak 2014 lalu, lima Ketua Umum DPP Golkar ialah Aburizal Bakrie, Agung Laksono, Setya Novanto, Idrus Marham (pelaksana tugas) dan saat ini Airlangga Hartarto.

"Jumlah lima ketua umum dalam waktu tidak sampai satu periode ini, adalah jumlah yang fantastis. Ini dapat disebut rekor dunia," kata Wapres JK saat menutup Munaslub Golkar di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu malam (20/12/2017) seperti dikutip Antara.

JK berharap pergantian ketua umum yang sebanyak itu dalam waktu singkat di Partai Golkar tidak terulang lagi. Sebab, proses rotasi pimpinan partai dalam waktu singkat berisiko membuat elektabilitas Golkar melorot. "Semoga rekor ketua umum ini tidak terulang lagi," kata mantan Ketua DPP Golkar tersebut.

Dia menjelaskan, Partai Golkar mengalami gejolak di internal sehingga terjadi perubahan ketua umum sampai lima kali. Karena itu, gejolak internal tersebut harus segera diatasi akar penyebabnya agar tak terus terjadi. "Gejolak di internal partai ini harus segera diatasi dan tidak boleh terulang lagi," kata JK.

Menurut JK, partai politik adalah pilar demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai pilar demokrasi, menurut dia, maka partai politik harus lebih demokratis sehingga demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat terbangun dengan baik.

"Jika di internal partai tidak demokratis, maka yang terjadi adalah gejolak," ujar dia. "Demokratisasi di Partai Golkar harus dijaga agar tidak ada lagi ketua yang keenam dalam satu periode."

Selain JK, di acara penutupan Munaslub Partai Golkar pada Rabu malam juga dihadiri oleh Ketua Dewan Pembina Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Dewan Pakar Golkar Agung Laksono, serta Wakil Ketua Dewan Kehormatan Golkar Akbar Tanjung.

Baca juga artikel terkait MUNASLUB PARTAI GOLKAR

tirto.id - Politik
Sumber: antara
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom