Menuju konten utama

Tujuh Bocah Ajaib Paling Bersinar Sepanjang Euro 2024

Euro 2024 tak hanya menjadi ajang perpisahan beberapa nama legendaris, tapi juga menjadi panggung bagi talenta muda nan eksplosif.

Tujuh Bocah Ajaib Paling Bersinar Sepanjang Euro 2024
Ilustrasi EURO 2024. (FOTO/iStockphoto)

tirto.id - Pada akhirnya, yang tak pernah bisa dilawan adalah waktu. Seiring terus berputarnya Bumi mengelilingi matahari, sejumlah legenda sepak bola menjadikan Euro 2024 ini sebagai ajang perpisahan. Kepler "Pepe" Laveran, Cristiano Ronaldo, Luka Modric, Manuel Neuer, dan Olivier Giroud bakal mengakhiri kiprah bersama tim nasional masing-masing.

Satu nama lagi, Toni Kroos, bahkan sudah dipastikan akan gantung sepatu selepas turnamen.

Yang patah tumbuh, yang hilang berganti. Legenda-legenda tersebut memang akan segera berpamitan. Namun, Euro 2024 ini juga menjadi saksi bagaimana generasi mega bintang sepak bola terbaru mulai unjuk gigi. Meski masih muda, mereka sudah menjadi tumpuan di tim nasional masing-masing. Performa mereka pun, sejauh ini, boleh dibilang luar biasa.

Siapa saja mereka? Berikut pemain muda terbaik di Euro 2024 sejauh ini versi Tirto.id.

1) Jamal Musiala (Jerman)

Sejak pertandingan pembuka turnamen, sinar pemuda 21 tahun ini sudah langsung benderang. Tak cuma mencetak gol dalam laga kontra Skotlandia, Jamal Musiala juga menunjukkan kematangan permainan, khususnya dalam menggocek bola dengan liukan yang mematikan.

Musiala tidak selalu menggiring bola melewati lawan, tapi dia selalu bisa menemukan waktu yang tepat untuk melakukan itu.

Di Timnas Jerman kali ini, Musiala dipasang sebagai satu dari dua gelandang serang penopang Kai Havertz yang difungsikan sebagai false nine. Dengan demikian, tugas melakukan penetrasi pun diterima oleh Musiala. Tak cuma itu, dia juga jeli dalam melakukan link-up, khususnya dengan kapten Ilkay Gundogan yang, meski berposisi sebagai gelandang tengah, bermain sedikit lebih ke depan ketimbang Kroos.

Apa yang dilakukan Musiala itu mirip dengan perannya bersama Bayern Munchen di level klub. Dia adalah seorang katalis serangan yang juga piawai dalam mencetak gol. Saat ini, pemain yang pernah membela Inggris di level junior ini menduduki puncak daftar topskorer bersama Cody Gakpo dari Belanda dengan torehan tiga gol.

Musiala sendiri, menurut WhoScored, telah mencatatkan 1,8 tembakan, 1 umpan kunci, 2,8 dribel sukses per laga. Ini tidak mengherankan karena Musiala memang pemain ofensif yang sangat berbakat. Namun, di sisi lain, dia juga tak segan membantu pertahanan. Itu terbukti dengan keberhasilannya menorehkan 1,5 tekel sukses per pertandingan.

2) Florian Wirtz (Jerman)

Sebelumnya sudah disebutkan bahwa Musiala adalah satu dari dua gelandang serang penopang Havertz di lini depan Jerman. Satu gelandang serang lain yang dimaksud adalah Florian Wirtz, bintang muda Bayer Leverkusen yang musim lalu sukses mengantarkan klub tersebut menjuarai Bundesliga tanpa terkalahkan.

Wirtz memang "baru" mencetak satu gol di Euro 2024. Namun, kontribusinya untuk lini depan Die Mannschaft juga tak bisa dinafikan. Statistiknya mirip dengan Musiala, di mana dia sejauh ini membukukan 1,3 tembakan, 1,3 umpan kunci, dan 1,5 dribel sukses per pertandingan.

Untuk urusan bertahan, Wirtz memang tidak seimpresif Musiala. Namun, pemain satu ini lebih jarang kehilangan bola dibanding Musiala. Kemampuan menahan bola ini sangat berguna terutama dalam menghadapi tim yang menumpuk pemain bertahan di seputaran kotak penalti.

3) Lamine Yamal (Spanyol)

Apa yang sudah Anda perbuat di usia 16 tahun? Di usia tersebut, Lamine Yamal sudah menjadi bintang bagi Barcelona dan Timnas Spanyol. Meski masih sangat belia, Yamal tak pernah terlihat demam panggung saat berhadapan dengan pemain-pemain yang punya jam terbang jauh lebih tinggi.

Performa Yamal saat menghadapi Italia adalah bukti kematangannya. Menghadapi Federico Dimarco, yang notabene salah satu bek kiri terbaik Eropa, dia tak ketakutan. Rasa percaya dirinya begitu tinggi sampai-sampai Dimarco sendiri kewalahan. Performa apik itu pun terus dibawa Yamal ke pertandingan-pertandingan selanjutnya.

Sampai babak perdelapan final lalu, Yamal memang belum mencetak gol. Namun, penyerang sayap kidal ini sudah membukukan dua assist. Selain itu, kontribusinya dalam lini serang La Furia Roja juga amat mengesankan dengan torehan 2,8 tembakan, 2,8 dribel sukses, dan 2,8 umpan kunci per laga.

Yamal juga cukup rajin membantu pertahanan di mana dia sukses mencatatkan 1,3 tekel sukses per pertandingan.

4) Nico Williams (Spanyol)

Di sisi sayap yang berseberangan dengan Yamal, ada pemain Athletic Club, Nico Williams. Adik kandung penyerang Timnas Ghana, Inaki Williams, tersebut sampai sejauh ini sudah berhasil meneror para bek sayap yang berhadapan dengannya, terutama Giovanni Di Lorenzo yang kemungkinan besar kariernya bakal segera tamat di Timnas Italia.

Satu gol dan satu assist sudah dicetak Williams di Euro 2024 kali ini. Seperti halnya Musiala dan Wirtz di Jerman, statistik Williams dan Yamal di Timnas Spanyol pun mirip. WhoScored mencatat, Williams telah membukukan 2,3 tembakan, 3 umpan kunci, dan 3 dribel sukses di tiap laganya sepanjang turnamen.

Di babak perempat final nanti, di mana Jerman bakal berjumpa dengan Spanyol, bakal tersaji pertarungan empat gladiator muda. Siapa yang unggul antara Musiala-Wirtz dan Yamal-Williams bakal terbukti pada pertandingan akbar tersebut, Jumat (5/7/2024) malam pukul 23:00 WIB.

5) Jude Bellingham (Inggris)

Sebenarnya, agak sulit menilai penampilan Jude Bellingham sejauh ini di Euro 2024. Pasalnya, pemain Real Madrid ini sebetulnya tidaklah sememukau empat nama sebelumnya. Namun, kegagalan Bellingham untuk bersinar sepenuhnya bisa diatribusikan pada kegagalan pelatih Gareth Southgate menemukan ramuan yang tepat untuk mengeluarkan kemampuan terbaik para penggawa Tiga Singa.

Terlepas dari itu, Bellingham sejauh ini sudah dua kali menjadi penyelamat Inggris. Pertama, saat menghadapi Serbia di partai grup perdana, di mana dia mencetak gol tunggal kemenangan Inggris. Kedua, pada babak 16 besar lalu, Bellingham mencetak gol tendangan salto di pengujung laga menghadapi Slovenia. Gol tersebut akhirnya memastikan kelolosan Inggris ke babak 8 besar.

Sabtu (6/7) malam pukul 23:00 WIB mendatang, Bellingham dkk. akan menghadapi ujian yang, bisa dibilang, jauh lebih berat dari sebelum-sebelumnya. Sebab, mereka akan menghadapi Swiss, tim yang sukses mengimbangi Jerman serta memecundangi Italia. Meski bukan unggulan, tim asuhan Murat Yakin itu adalah lawan yang amat sangat sulit ditaklukkan.

6) Arda Guler (Turkiye)

Satu-satunya kekalahan yang diderita Turkiye sejauh ini di Euro 2024 terjadi ketika tidak ada nama Arda Guler di daftar sebelas pertama. Turkiye tampil kacau balau pada laga itu dan harus menyerah dengan skor mencolok 0-3. Hasil bertolak belakang terjadi ketika Guler (juga Kenan Yildiz) dipasang sebagai starter.

Selama Guler berada di daftar sebelas pertama, Turkiye selalu menang. Tak cuma itu, remaja 19 tahun tersebut juga sudah mencatatkan satu gol dan satu assist. Gol dicetak ke gawang Georgia, sementara assist dibukukan saat Turkiye mengalahkan Austria.

Statistik Guler sendiri mirip dengan milik Musiala dan Wirtz. Akan tetapi, kontribusi berbuah gol yang diberikan pemain Real Madrid ini sedikit berbeda. Guler mencetak gol melalui tembakan jarak jauh dan mencatatkan assist melalui sepak pojok. Artinya, eks Fenerbahce ini punya akurasi tendangan jarak jauh yang dahsyat. Kelebihan ini bisa jadi pembeda kembali saat Ay-Yildizlilar bersua Belanda, Minggu (7/7) pukul 02:00 WIB nanti.

7) Xavi Simons (Belanda)

Dan bicara soal Belanda, mereka punya satu pemain muda juga yang sejauh ini tampil cukup mengesankan di Euro 2024. Dia adalah Xavi Simons, pemain Paris Saint-Germain yang musim lalu bermain untuk Rasen Ballsport Leipzig di Bundesliga.

Sebagai pemain depan, Simons terbilang serbabisa. Dia piawai bermain di tengah maupun sayap karena atributnya memang cukup komplet.

Simons adalah pemain yang tak hanya cerdas, tapi juga berteknik tinggi dan mampu berlari secepat kilat.

Di antara para bocah ajaib yang ada dalam daftar ini, Simons adalah pencatat assist terbanyak (3). Ini menunjukkan bahwa pemain binaan akademi Barcelona ini memiliki kreativitas yang tinggi. Keunggulan utamanya pun, seperti yang terpampang lewat statistik WhoScored, lebih terletak pada passing (2 umpan kunci per laga) alih-alih dribbling (0,8 dribel sukses per laga).

Sama seperti Guler, ketika Simons absen dari daftar sebelas pertama, Belanda juga merasakan satu-satunya kekalahan sejauh ini di Euro 2024. Jadi, bisa dikatakan, baik Guler maupun Simons adalah jimat keberuntungan negaranya. Di perempat final nanti, kita semua akan menemukan jawaban dari pertanyaan, "Siapa yang lebih sakti?"

Baca juga artikel terkait EURO 2024 atau tulisan lainnya dari Yoga Cholandha

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Yoga Cholandha
Penulis: Yoga Cholandha
Editor: Fadrik Aziz Firdausi