tirto.id - "Beberapa waktu yang lalu Menteri Luar Negeri datang ke Saudi Arabia, kemudian melakukan pertemuan baik di KBRI maupun di KJRI. Selanjutnya Menlu tanpa malu-malu, tanpa sungkan-sungkan, secara terang-terangan, mengajak para staf dan seluruh pekerja yang ada di KBRI maupun KJRI agar bekerja keras memenangkan paslon 01 yaitu Jokowi."
Begitu petikan pernyataan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab dalam video berdurasi sekitar empat menit yang beredar luas di media sosial. Video tersebut juga diunggah akun Youtube milik FPI, Front TV,dengan durasi sekitar 16 menit.
Rizieq juga menyebut ada pihak-pihak tertentu yang mengiming-imingi uang kepada sejumlah pejabat agar memenangkan paslon Jokowi-Ma'ruf.
Ia mengatakan informasi tersebut didapat dari "beberapa sumber."
Dalam video yang sama, Rizieq juga mengecam Menlu RI Retno Marsudi sekaligus menyerukan kepada para pendukung paslon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk melawan semua bentuk kecurangan.
Kemudian, pentolan FPI itu mengajak seluruh WNI yang ada di Arab Saudi untuk memilih Prabowo-Sandiaga sesuai arahan ijtima ulama.
"Yakin dan percayalah bahwa capres-cawapres yang didukung oleh ijtima ulama Insya Allah adalah capres-cawapres yang terbaik untuk bangsa Indonesia."
Juru bicara FPI Munarman membenarkan video tersebut. Munarman memastikan pria dalam video itu memang Rizieq Shihab.
"Ya, benar," ujar Munarman kepada reporter Tirto, Senin (1/4/2019).
Dibantah Kemenlu
Pernyataan Rizieq, seperti bisa ditebak, dibantah. Juru bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir menyebut seluruh pernyataan Rizieq adalah hoaks dan fitnah.
"Tidak benar bahwa Menlu RI mengajak pejabat dan staf KBRI Riyadh dan KJRI Jeddah untuk memenangkan salah satu calon pada Pemilu 2019," kata Nasir kepada reporter Tirto.
Benar bahwa Retno datang ke Arab Saudi, kata Nasir, tapi itu dalam rangka meresmikan fasilitas baru pelayanan publik yaitu Gedung Pelayanan Satu Atap di KJRI Jeddah. Selain itu, Menlu RI juga mengunjungi Sekolah Indonesia Jeddah (SIJ).
Nasir juga membantah jika Menlu Retno menemui staf KBRI dan mengajak memilih paslon tertentu.
"Dalam pertemuan dengan staf di Wisma KJRI Jeddah, Menlu RI menegaskan dua isu, yaitu terkait peningkatan pelayanan publik bagi WNI dan peningkatan kerja sama ekonomi Indonesia Saudi Arabia," jelasnya.
Kalaupun ada pembicaraan terkait pilpres, kata Nasir, itu adalah instruksi agar perwakilan RI mendukung penuh Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN). Tujuannya tidak lain agar pemilu secara umum bisa terselenggara dengan baik.
Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin juga menegaskan tak pernah meminta menteri untuk membantu pemenangan paslon nomor urut 01 di tengah tugas kenegaraannya. "Enggak ada arahan dari TKN ke menteri," kata Direktur Komunikasi Politik TKN Usman Kansong kepada reporter Tirto, Selasa (2/4/2019).
Usman menambahkan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bahkan menolak untuk menjadi juru kampanye di kampanye terbuka ini. Ia menilai tudingan Rizieq tersebut tidak berdasar.
Politis
Pengamat politik dari UIN Syarief Hidayatullah Adi Prayitno mengatakan yang tengah dilakukan Rizieq ini adalah bagian dari upaya mendelegitimasi aparat. Ia tengah berupaya memunculkan kesan bahwa aparat negara tak netral.
"Rizieq kan 02, pak. Teman-teman FPI kan banyak membantu 02. Tentu narasi politik yang ingin dia sampaikan adalah instrumen petahana bekerja untuk memenangkan petahana saat ini," kata Adi kepada reporter Tirto.
Adi juga menilai pernyataan Rizieq sulit dibuktikan, apalagi dia ada di luar negeri. "Jadi ngomong apa aja suka-suka dia."
Hal senada disampaikan peneliti gerakan politik Islam dari LIPI, Wasisto Rahardjo Jati. Ia melihat Rizieq tengah "melempar bola panas."
"Saya pikir HRS [Rizieq] sengaja lempar bola panas dari luar negeri untuk memengaruhi suara massa mengambang soal intimidasi Jokowi. Itu hal baru dan kontroversial bagi pemilih," kata Wasisto saat dihubungi reporter Tirto.
Wasisto mengatakan aksi Rizieq kali ini bisa saja berhubungan dengan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga. Apalagi, kata dia, BPN punya kontrak politik untuk memulangkan Rizieq ke Indonesia. Salah satu orang BPN sendiri malah bilang hal serupa tak hanya terjadi di Arab, tapi juga di tempat lain.
"Adanya HRS memang upaya untuk memecah suara pemilih luar negeri tersebut," ujarnya.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Gilang Ramadhan