tirto.id - Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump, menunjuk menantunya, Jared Kushner, sebagai penasihat senior Gedung Putih untuk urusan perdagangan dan Timur Tengah.
Hal itu dikatakan para pejabat tim transisi pada Senin (9/1/2017) seperti dikutip dari Antara.
Kushner (35), yang menikahi Ivanka Trump, mengambil jabatan itu setelah menerima nasihat hukum bahwa mengambil tawaran ini tidak akan melanggar hukum anti-nepotisme di Amerika Serikat, kata pejabat tim transisi.
Menurut sumber tersebut, posisi Kushner ini tidak seperti di Kabinet dan tidak membutuhkan konfirmasi Senat Amerika Serikat serta Kushner tidak akan dibayar.
Trump mengumumkan keputusan penunjukan Kushner pada Senin, menyebut Kushner sebagai "aset hebat dan penasihat terpercaya sepanjang kampanye dan transisi."
Kushner, yang juga pengembang real estat seperti Trump, muncul sebagai figur penting pada awal kampanye pemilihan presiden mertuanya dan terlibat di hampir setiap aspek mulai dari keputusan personel hingga strategi dan penggalangan dana.
Masih menurut sumber tersebut, Ivanka Trump, meski juga menjadi penasihat presiden terpilih saat kampanye, tidak akan ambil peran di Gedung Putih namun akan fokus mengurus keluarga di Washington.
Kushner dan istrinya akan melakukan divestasi aset penting dalam portofolio finansial saat mereka siap-siap pindah dari New York ke Gedung Putih dan menghadapi pertanyaan mengenai kemungkinan konflik kepentingan. Ia juga mengundurkan diri dari sejumlah posisi penting di antaranya Kushner Companies dan New York Observer.
Kushner akan bekerja erat dengan Reince Priebus, yang akan menjadi Kepala Staf Gedung Putih, dan ahli strategi senior Steve Bannon, dalam memberi nasihat kepada presiden baru, terutama berfokus pada kebijakan perdagangan dan Timur Tengah.
Trump, yang akan dilantik menjadi presiden pada 20 Januari, berikrar menulis ulang kesepakatan-kesepakatan perdagangan internasional agar lebih bermanfaat bagi Amerika Serikat.
Dia juga berjanji memindahkan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Israel dari Tel Aviv, tempat kedutaan berada selama 68 tahun, ke Yerusalem.
Penunjukan Kushner Sarat Konflik Kepentingan
Terkait penunjukan Kushner ini, Richard Briffault, ahli etika pemerintahan dari Universitas Columbia menyatakan tidak setuju atas penunjukan ini terkait konflik kepentingan dalam hukum anti-nepotisme.
Contoh dari kasus Bill Clinton yang menuai kontroversi pada 1993 yang menunjuk istrinya, Hillary Clinton untuk memimpin program kesehatan semasa dia menjabat.
Selain itu, sekelompok anggota Dewan dari Partai Demokrat Komite Yudisial telah mengajukan permintaan tertulis kepada pejabat Pengadilan dan Kantor Pemerintahan Etika AS meminta untuk meninjau ulang terkait nepotisme dan konflik kepentingan terhadap penunjukan Kushner tersebut.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri