tirto.id - Pemerintahan Donald Trump sedang mempersiapkan memangkas puluhan juta dolar dari badan PBB untuk pengungsi Palestina. Meski belum membuat keputusan akhir, Trump tampaknya akan mengirim hanya $60 juta dari angsuran pertama yang direncanakan $125 juta ke Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB, demikian diwartakan The Guardian, Minggu (14/1/2018).
Bantuan mendatang dari AS akan meminta badan PBB tersebut untuk menunjukkan perubahan signifikan dalam operasinya. Salah satunya, meminta orang-orang Palestina untuk memasuki kembali perundingan perdamaian dengan Israel.
Departemen Luar Negeri mengatakan pada Minggu bahwa "keputusan sedang dalam peninjauan. Masih ada pertimbangan yang sedang terjadi."
Gedung Putih tidak segera menanggapi pertanyaan tentang masalah ini.
Pemerintah berencana mengumumkan keputusannya pada Selasa (16/1/2018), kata pejabat tersebut. Rencana untuk menahan sejumlah uang didukung oleh sekretaris negara Rex Tillerson dan sekretaris pertahanan James Mattis, yang menyebutnya sebagai kompromi atas tindakan drastis dari duta besar PBB Nikki Haley.
Haley menginginkan potongan penuh dalam bantuan dana AS sampai Palestina melanjutkan perundingan damai yang telah dibekukan selama bertahun-tahun. Namun Tillerson, Mattis dan yang lainnya mengatakan bahwa mengakhiri semua bantuan akan memperburuk ketidakstabilan di Timur Tengah, terutama di Yordania, tuan rumah bagi ratusan ribu pengungsi Palestina dan mitra strategis AS yang penting.
AS adalah donor terbesar lembaga PBB tersebut, memasok hampir 30% dari total anggarannya. Badan ini berfokus pada penyediaan layanan kesehatan, pendidikan dan sosial kepada orang-orang Palestina di Tepi Barat, Jalur Gaza, Yordania, Suriah, dan Lebanon.
Ratusan ribu orang Palestina melarikan diri atau dipaksa meninggalkan rumah mereka selama perang yang menyebabkan berdirinya Israel pada tahun 1948. Saat ini, diperkirakan ada sekitar 5 juta pengungsi dan keturunan mereka, tersebar di seluruh wilayah tersebut.
Mengutip lapora The Guardian, menghilangkan atau mengurangi secara tajam bantuan AS dinilai dapat melumpuhkan badan PBB, memberikan tekanan besar pada Yordania dan Lebanon serta Otoritas Palestina. Beberapa pejabat, termasuk Israel, memperingatkan bahwa hal itu dapat mendorong orang-orang untuk lebih dekat ke gerakan militan Hamas, yang menguasai Gaza.
Pejabat AS mengatakan pengurangan bantuan dapat disertai seruan untuk negara-negara Eropa dan negara-negara lain guna membantu mengatasi kekurangan tersebut.
AS menyumbangkan $355 juta pada tahun 2016 dan dijadwalkan untuk membuat kontribusi serupa tahun ini. Namun setelah tweet 2 Januari yang sangat kritis dari Trump terkait bantuan kepada orang-orang Palestina, departemen negara memilih untuk menunggu keputusan kebijakan formal sebelum mengirim uang tebusan pertama sebesar $125 juta.
Cuitan Trump mengungkapkan frustrasinya dia karena tidak ada kemajuan dalam upayanya untuk memperjuangkan perdamaian.
"Kami membayar orang-orang Palestina RATUSAN JUTAAN DOLAR setahun dan tidak mendapat penghargaan atau penghormatn," tulisnya. "Tapi dengan orang-orang Palestina tidak lagi mau berbicara damai, mengapa kita harus melakukan pembayaran masa depan yang besar ini kepada mereka?"
Meski Trump mengacu pada semua bantuan AS kepada Palestina, kontribusi untuk badan pengungsi PBB tersebut yang paling akan terkena dampaknya.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari