Menuju konten utama

Trump: Obama dan Hillary Mundur Saja!

Donald Trump menyalahkan kelompok Islam radikal atas serangan yang menimpa klub gay "Pulse" di Orlando, Amerika Serikat. Ia juga menyarankan supaya Presiden Barack Obama dan Hillary Clinton untuk mundur karena takut menyebut "teroris Islam radikal" sebagai pelaku serangan tersebut.

Trump: Obama dan Hillary Mundur Saja!
Polisi penyelidik forensik memeriksa lokasi penembakan masal di kelab malam gay Pulse di Orlando, Florida,Minggu (12/6). Antara foto/reuters/jim young.

tirto.id - Calon presiden Amerika Serikat dari partai Republik, Donald Trump, menyerang presiden Barack Obama pascaperistiwa penembakan di klub gay “Pulse “ di Orlando. Ia menyarankan supaya Obama mundur dari jabatannya karena menolak menyebut kelompok “Islam radikal” sebagai pelaku serangan.

Dalam sebuah pernyataan yang dikirimkan kepada pers pada Minggu, (12/06/2016) siang, Trump menyatakan bahwa serangan di Orlando jelas-jelas dilakukan oleh “teroris Islam radikal”. Ia juga menyerang Obama dan calon presiden dari partai Demokrat, Hillary Clinton, karena keduanya menolak menggunakan istilah “Islam radikal” dalam tanggapan mereka atas serangan ini.

“Dalam pernyataannya hari ini, Presiden Obama secara memalukan telah menolak untuk setidaknya mengucapkan kata “Islam radikal”. Untuk hal ini, ia pantas mundur dari jabatannya. Jika Hillary Clinton, setelah serangan ini, masih saja menolak untuk menyebutkan kata “Islam radikal”, dia juga seharusnya keluar dari pencalonannya sebagai Presiden Amerika Serikat”, beber Trump dalam pernyataan tertulisnya.

Trump mengaku bahwa ia telah memprediksikan bahwa serangan semacam ini akan terjadi.

“Saya pernah berkata bahwa hal semacam ini pasti akan terjadi.” imbuhnya.

Tanggapan Trump atas serangan Orlando ini sebagian besar berusaha menyalahkan umat Muslim. Ia mengidentifikasikan pelaku serangan, Omar Matteen, sebagai “anak dari imigran asal Afghanistan” termasuk menggambarkan ayah Omar, Seddique Matteen, sebagai seorang tokoh politik yang berpengaruh di Afghanistan, termasuk menghubungkannya dengan sebuah survey yang menyatakan bahwa masyarakat Afghan sangat mendukung penerapan hukum syariah.

Di sisi lain, komentar keras Trump ini menegaskan komitmennya terhadap wacana diskriminatif “proposed Muslim ban” (pelarangan terhadap Muslim) yang diumbarnya pascapenembakan San Bernardino pada Desember 2015 lalu.

Dukungan dari politikus yang juga seorang pengusaha ini terhadap aturan diskriminatif tersebut sebenarnya sempat melemah. Pada Mei 2016, ia sempat berkata bahwa wacana tersebut hanya merupakan “saran” dan “ tidak ada satu pihak pun yang menginginkannya”.

Tetapi, tepat setelah peristiwa penembakan Orlando muncul, Trump kembali menyinggung “proposed Muslim ban” melalui cuitannya di Twitter:

“Apa yang telah terjadi di Orlando hanyalah sebuah permulaan. Kepemimpinan kita saat ini sungguk lemah dan tidak efektif. Saya kembali menganjurkan dan meminta aturan itu [proposed Muslim ban]. Hal ini pasti sangat berat.” (VOX)

Baca juga artikel terkait POLITIK

tirto.id - Politik
Sumber: Vox
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra