Menuju konten utama

Tribute to Budayawan Muslim Ciputat Jadi Penutup PKN UIN Jakarta

Penghargaan ke Budayawan Muslim Ciputat Jamal D. Rahman menjadi rangkaian penutup acara Pekan Kebudayaan Nasional di UIN Jakarta.

Tribute to Budayawan Muslim Ciputat Jadi Penutup PKN UIN Jakarta
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Tribute untuk Budayawan Muslim Ciputat Jamal D. Rahman. (FOTO/Dok. UIN Jakarta)

tirto.id - Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah Jakar menggelar acara Tribute untuk Budayawan Muslim Ciputat Jamal D. Rahman, di Aula Student Center UIN Jakarta, Sabtu (28/10/2023).

Kegiatan ini menutup rangkaian acara Ruang Tamu Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) yang disenggarakan sejak 20 Oktober lalu sekaligus menjadi acara puncak PKN kerja sama antara Kemenristekdikti dengan UIN Jakarta, yang menjadi salah satu dari 40 titik lokasi ruang tamu PKN.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UIN Jakarta, Prof. Ali Munhanif mengapresiasi penyelenggaraan PKN di UIN Jakarta. Ia mengatakan, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) memang perlu berdiri di garda depan atas serbuan budaya globalisasi untuk menjawab apa itu budaya nasional.

"PKN menjadi penanda bahwa PTKIN mampu merawat kebudayaan nasional. Semoga kegiatan ini bertahan dan berkelanjutan," ujar Prof. Ali dalam keterangan tertulisnya yang diunggah Tirto, Senin (30/10/2023).

Senada, Wakil Dekan 3 FITK Salamah Agung juga mengungkapkan perasaan bangganya. Menurutnya, prodi PBSI membawa nama harum UIN Jakarta karena telah mengundang sastrawan, budayawan, hingga komunitas budaya dalan rangkaian Ruang Tamu PKN.

Ia berharap acara Ruang Tamu PKN bisa menginspirasi prodi-prodi lain dan dimasukkan pada kurikulum sebagai project based learning.

Kegiatan Tribute untuk Budayawan Muslim Ciputat, dibuka dengan doa bersama bagi Prof. Azyumardi Azra, Prof. Nurcholis Madjid, dan Sastrawan Danarto yang karyanya dibuat sebagai "Taman Baca" dalam PKN ini, serta mendoakan kesehatan Putu Wijaya dan Jamal D. Rahman yang turut hadir menjadi icon acara tribute tersebut.

Selanjutnya, Sastrawan Putu Wijaya mempersembahkan monolog "Kemerdekaan", sebagai bentuk yang harus direnungkan oleh anak muda sebaik-baiknya.

Dalam monolognya, ia melakukan kritik terhadap orang-orang yang masih ragu untuk mengekspresikan kemerdekaannya sendiri. Putu seakan menyampaikan bahwa hakikatnya kemerdekaan datang dari dalam diri sendiri yang bisa bebas meraihnya kapan saja.

"Pelajarilah kemerdekaan itu, renungkan kemerdekaan itu di langit biru. Ke sanalah kamu akan pergi. Setiap ada kesempatan ambil, setiap ada peluang ambil, tapi manfaatkan sebaik-baiknya. Renungkan. Jangan cuma melamun, jangan cuma ngentut, jangan cuma berak, renungkan kemerdekaan itu baru kau bisa memakainya," ucap Putu.

Acara juga diisi 'Bincang Budaya' bertemakan "Musik, Sastra, dan Kebudayaan Islam" dengan menghadirkan narasumber Rahmat Hidayatullah yang menunjukkan kebolehannya dalam bermain gitar.

Diskusi yang dipandu Makyun Subuki ini membahas bagaimana musik kerap dipandang sebagai suatu sebab orang tersebut makin jauh kepada Sang Khalik. Padahal, para sufi menjadikan musik sebagai media untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.

Siaran Pers UIN Jakarta

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakar menggelar Tribute untuk Budayawan Muslim Ciputat, Jamal D. Rahman. Acara tersebut diselenggarakan pada Sabtu (28/10/23) di Aula Student Center UIN Jakarta. (FOTO/Dok. UIN Jakarta)

Di penghujung acara, UIN Jakarta memberikan penghargaan kepada budayawan muslim Ciputat Jamal D. Rahman, seorang sastrawan, penyair, pemimpin redaksi majalah sastra Horison, serta salah satu pengajar di PBSI UIN Jakarta.

Jamal menyatakan, dirinya merasa sangat diapresiasi dengan baik dan menuturkan rasa terima kasih yang teramat dalam.

"Saya tidak diberitahu akan ada acara persembahan untuk Jamal D. Rahman ini. Padahal ada kegiatan di Kalimantan. Saya tau hanya 10 hari yang lalu. Acara tribute ini menjadi surprise bagi saya. Terima kasih yang tak terhingga dan yang paling dalam untuk semuanya," kata Jamal.

Acara ini juga dihadiri penyair Fatin Hamama, sastrawan muda Mahwi Air Tawar, Ust. Khairul Anwal, Idris Thaha, Mahmudah Fitriyah, serta Arif D. Hasibuan yang turut memberikan testimoni tentang hidup dan kepenyairan Jamal di mata sahabat dan para muridnya.

Ucapan selamat juga disampaikan sastrawan Agus R. Sardjono, Joni Aryadinata, dan Sastri Sunarti melalui sebuah video singkat.

Di mata sahabat, Jamal bukan hanya sastrawan dan penyair yang menulis puisi dengan baik, tapi bacaannya yang luas dan kemampuan bahasa (Inggris dan Arab), membuat dia juga dicap seorang penulis esai yang baik.

"Jamal itu baik sekali dan tenang dalam membuat keputusan. Dalam situasi apa pun, dia tetap tenang dan tidak emosian dalam merespons berbagai konflik yang ada. Ketenangan itu berasal dari pengalaman spiritual yang kuat, yang membuat dia selalu menjadi imam salat ketika di Horison," jelas Sastri Sunarti.

Acara penutupan PKN di UIN Jakartanya ini pun menampilkan Pojok Seni Tarbiyah (POSTAR), kelompok musikalisasi Kemangilodi, penampilan tari Balangga Carika, serta dramatisasi puisi, dan cerpen yang dibawakan oleh mahasiswa PBSI UIN Jakarta.

"Tahun ini menjadi spesial karena biasanya di bulan Oktober, kita hanya menyelenggarakan bulan bahasa. Tapi tahun ini, bekerja sama dengan Kemendikbudristek, kita berhasil menjadi tuan rumah Ruang Tamu Pekan Kebudayaan Nasional. Semoga kegiatan penutup hari ini, dapat dilanjutkan pada tahun-tahun mendatang", pungkas Ahmad Bahtiar, Kaprodi PBSI UIN Jakarta.

Penulis: Tim Media Servis