Menuju konten utama

Tradisi Berbagi Cokelat Valentine dan Manfaatnya Bagi Tubuh

Valentine tidak bisa lepas dari cokelat, yang ternyata punya manfaat untuk memperbaiki suasana hati. 

Tradisi Berbagi Cokelat Valentine dan Manfaatnya Bagi Tubuh
Ilustrasi Valentine. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Memberi seharusnya dilakukan dengan kerelaan. Bagi perempuan di Kota Tokyo, Jepang, hal ini tampaknya tengah menjadi salah satu agenda yang masih perlu dikampanyekan untuk Valentine tahun ini.

Mereka enggan melanjutkan tradisi memberi cokelat pada kolega laki-laki, lantaran tradisi ini dianggap melanggengkan pemaksaan. Sejak beberapa perusahaan melarang tradisi ini, perempuan Jepang bisa bernapas lega.

“Sebelum beberapa perusahaan menerapkan larangan ini, kami mengkhawatirkan banyak hal seperti berapa uang yang pantas kami habiskan untuk membelikan cokelat, di mana sebaiknya kami antre membelinya, dan untuk siapa cokelat itu kami beri. Dengan adanya larangan ini, saya rasa bagus. Tradisi memberi dengan terpaksa tak lagi dilakukan,” kata seorang pekerja perempuan, dilansir dari Guardian.

Masih melansir dari Guardian, sekitar 60 persen perempuan membeli cokelat sebagai hadiah untuk diri sendiri.

Ini wajar dilakukan mengingat cokelat memang memberi manfaat bagi tubuh. Selain bisa memperbaiki suasana hati, Medical News Today mewartakan bahwa makanan ini dapat menurunkan kadar kolesterol, mencegah penurunan kognitif, dan meminimalisasi risiko penyakit jantung.

Dalam The Journal of the International Society of Sports Nutrition, peneliti mengungkap fakta bahwa cokelat hitam mampu membantu meningkatkan suplai oksigen selama sesi latihan.

Hal ini terjadi lantaran cokelat mengandung katekin yang berfungsi sebagai pelepas nitrogen monoksida dalam tubuh.

Kendati memiliki sejumlah manfaat, cokelat juga dianggap sebagai salah satu penyumbang risiko diabetes. Anggapan ini melahirkan sebuah penelitian kontroversial di Denmark.

Seperti diwartakan CNN, mengambil sampel dari 55.502 orang dewasa, partisipan dibagi menjadi lima kelompok.

Lima kelompok tersebut mencakup mereka yang mengonsumsi cokelat sebulan sekali, tiga kali sebulan, satu kali seminggu, dua hingga enam kali seminggu, dan sekali sehari.

Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa partisipan yang mengonsumsi cokelat sekitar sebulan sekali memiliki denyut jantung yang rendah ketimbang partisipan di kelompok lain.

“Karena cokelat hitam terbukti bisa meminimalisasi risiko penyakit jantung, mengonsumsinya secara teratur tentu baik. Konsumsilah cokelat yang kandungan kakaonya 70 persen dan pilih merek favorit Anda dengan bijak, misal yang kandungan gulanya rendah sehingga memaksimalkan manfaat antioksidan dan flavonol untuk tubuh Anda,” kata Natalie Butler, ahli nutrisi dari Stephen F. Austin State University, Texas.

Baca juga artikel terkait HARI VALENTINE 2019 atau tulisan lainnya dari Artika Sari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Artika Sari
Editor: Yandri Daniel Damaledo