tirto.id - Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom mengatakan hingga kini belum ada pihak pemerintah Selandia Baru yang menghubungi TPNPB guna melakukan negosiasi pembebasan Philip Mark Mehrtens.
Meski begitu TPNPB mengklaim telah menyurati pemerintah Selandia Baru, bahkan juga bersurat ke Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres.
"Diplomatic Council TPNPB-OPM kirim surat ke pemerintah New Zealand dan Sekjen PBB," ucap Sebby kepada Tirto, Rabu (22/2/2023).
Sebby mengatakan pihak TPNPB-OPM juga mendapatkan bantuan sejumlah pihak dari Australia guna membantu mengirimkan surat ke pemerintah Selandia Baru dan membantu melakukan negosiasi.
"Para ahli dan profesor Australia yang terkenal juga sudah kirim surat kepada pemerintah New Zealand. Profesor dari akademisi Australia minta pemerintah New Zealand harus dengarkan tuntutan TPNPB. Jadi kemungkinan pemerintah New Zealand bisa negosiasi dengan kami," kata Sebby.
Alasan penyanderaan bersifat politis karena TPNPB merasa Selandia Baru adalah salah satu negara yang bertanggung jawab atas banyak kematian orang Papua yang disebabkan oleh aparat keamanan Indonesia.
"Selandia Baru, Amerika, Uni Eropa, Inggris, Australia, mereka mendukung Indonesia jual senjata kepada tentara dan polisi Indonesia untuk bunuh orang asli Papua selama 61 tahun. Maka mereka harus bertanggung jawab, kami harus duduk bicara. Berunding," tutur Sebby.
Philip adalah pilot Susi Air jenis Pilatus Porter PC 6/PK-BVY yang hilang kontak di Bandara Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua, pukul 06.17 WIT, Selasa, 7 Februari 2023. Bahkan pesawat itu dibakar oleh kelompok pro kemerdekaan Papua.
Philip berangkat dari Bandara Mozes Kilangin, Kabupaten Mimika, membawa lima penumpang yakni Demanus Gwijangge, Minda Gwijangge, Pelenus Gwijangge, Meita Gwijangge, dan Wetina W.
Hingga hari ke-15 penyanderaan, TPNPB mengklaim kondisi Philip masih sehat. Bahkan mereka menyediakan makanan dan pakaian bagi sandera. Kemudian, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD menyebut aparat hampir mengepung pasukan TPNPB yang menyandera Philip.
Pengepungan itu urung terlaksana karena pemerintah Selandia Baru meminta Indonesia tidak melakukan hal tersebut demi keselamatan si pilot.
"Saya sudah tahu tempatnya, koordinat berapa. Kamu (TPNPB) sudah kami kepung sekarang, tapi begitu kami mau bergerak pemerintah Selandia Baru datang ke sini dan memohon tidak ada tindak kekerasan karena itu warga Selandia Baru, agar masalah ini tidak menjadi masalah internasional," kata Mahfud di kantor Kemenkopolhukam, Selasa.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Bayu Septianto