tirto.id - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud menilai data pertahanan yang digunakan dalam debat bukanlah suatu kerahasiaan. Sebab, data tersebut bisa diakses siapapun dan tidak melanggar aturan keterbukaan informasi publik.
"Data-data itu adalah infromasi terbuka, tidak rahasia, tidak sensitif, dan tidak melanggar Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik, tidak data yang dikecualikan, karena itu merupakan data ada di websitenya Kemenkeu, ada di websitenya Menkopolhukam, dan itu data yang ada di lembaga kajian, juga think tank internasional yang dipercaya," kata Juru Bicara TPN Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto, Senin (8/1/2024).
Dalam data itu, kata Andi, memang tertera apa saja yang dianggarkan di Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
Terkait anggaran pembelian alutsista, ujar Andi, pembelian di zaman kepemimpinan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto lebih kecil realisasinya dibanding Menhan sebelumnya, Ryamizard Ryacudu.
Saat masa kepemimpinan Ryamizard, realisasi pengadaan alutsista mencapai 87%.
"Dari 100% alutsista yang sudah didatangkan dalam 2 periode Jokowi, 87% dibeli di masa Ryamizard dan hanya 13% di masa Prabowo," tutur Andi.
Andi juga membeberkan, dalam data itu terpampang jelas hanya tiga alutsista di kepemimpinan Prabowo yang sudah datang ke Indonesia, yakni Jet Falcon 7X dan 8X. Sementara, satu lainnya adalah Bushmaster yang merupakan alat bekas hasil hibah Australia.
"Bisnis Jet Falcon 7 dan 8 itu alat transportasi VVIP, bukan tempur," ungkap Andi.
Terkait penganggaran alustisa sendiri, Andi memandang perlu adanya kajian dan evaluasi lebih dalam. Sebab, jika melihat nilai tepat gunanya, terdapat alutsista yang tak sesuai urgensi.
Disebutkan Andi, untuk pembelian 12 pesawat Mirage 2000-5, dipandang ketinggalan zaman. Alutsista bekas itu pun tidak memiliki teknologi terkini yang akan sulit dilakukan lifecycle.
"Yang harus kita cari itu generasi 4,5 atau 5. Itu yang harus kita kejar. Begitu pesawat tempur sudah ketinggalan 1 generasi itu nyaris mustahil kita bisa imbangi," ujar Andi.
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Bayu Septianto