Menuju konten utama

Tol Becakayu, Setitik Harapan untuk Para Pelaju Bekasi

Sebagian seksi I jalur Tol Becakayu alias Bekasi, Cawang, Kampung Melayu akan segera beroperasi Maret 2017. Kehadiran tol yang sempat mangkrak selama 22 tahun itu diharapkan semakin melancarkan lalu lintas dari Bekasi ke Jakarta, yang selama ini selalu macet parah.

Tol Becakayu, Setitik Harapan untuk Para Pelaju Bekasi
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Menteri PU Basuki Hadimuljono (kiri) dan Menteri BUMN Rini Soemarno (kanan) meninjau proyek pembangunan jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) seksi 1, di Jalur Kalimalang Jakasampurna Bekasi, Jawa Barat, Senin (7/11). Presiden ingin memastikan bahwa jalan tol sepanjang delapan kilometer yang terbentang dari Jakasampurna Bekasi - Universitas Borobudur di kawasan Kalimalang 1 Cipinang Melayu Jaktim tersebut sudah bisa dioperasikan Maret 2017. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma.

tirto.id - “Gue mau protes karena Bekasi di-bully terus, gue mau menghadap presiden di Istana negara, Gue harus berangkat sekarang mudah-mudahan lusa nyampe.”

“Sudah dibelain berangkat dari kemaren, masih aja telat ke kantor di Bekasi”.

Meme-meme tentang Bekasi itu sempat marak beberapa waktu lalu. Bekasi dirisak karena dianggap jauh, infrastruktur buruk, dan tertinggal. Benarkah demikian?

Faktanya, Bekasi adalah kota yang sedang tumbuh pesat. Bekasi menjadi “pelarian” bagi warga yang sudah tak mampu membeli properti di Jakarta. Perumahan-perumahan baru, kawasan industri, pusat perbelanjaan terus bermunculan di Bekasi. Ia menjadi kawasan penyangga yang cukup penting bagi Jakarta.

Menurut data yang dilansir BPS Kota Bekasi, jumlah penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) rumah tinggal di Bekasi naik pesat dari 1.975 unit pada 2013 dan menjadi 2.229 unit pada 2015.

Sementara laju pertumbuhan ekonomi Bekasi pada 2015 mencapai 5,57 persen, jauh dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,76 persen. Pengeluaran rata-rata per kapita warga Kota Bekasi pada 2014 sebesar Rp1,175 juta, meningkat dibandingkan 2013 sebesar Rp1,155 juta.

Bekasi memberikan kontribusi yang penting bagi wilayah sekitarnya. Setiap hari, ribuan warga Bekasi pergi ke Jakarta sebagai komuter. Jumlah komuter dari Kota Bekasi menurut data dari BPS Kota Bekasi mencapai 359.531 komuter. Rinciannya adalah komuter ke Jakarta Selatan sebanyak 71.463 komuter, Jakarta Timur 154.175 komuter, Jakarta Pusat 73.924 komuter, Jakarta Barat 23.368 komuter, dan Jakarta Utara 36.601 komuter.

Perginya warga Bekasi ke Jakarta itu tentu saja memunculkan masalah transportasi. Kemacetan semakin parah sebagai imbas meningkatnya kendaraan dari Bekasi ke Jakarta atau sebaliknya.

Kemacetan adalah santapan harian warga Bekasi yang ingin ke Jakarta. Jarak sekitar 15 kilometer bisa ditempuh hingga 2 – 3 jam manakala jam-jam sibuk. Kini, ada harapan baru untuk mengurai kemacetan yakni dengan hadirnya Tol Bekasi – Cawang – Kampung Melayu alias Tol Becakayu.

Infografik Tol Becakayu

Tol Becakayu akan menghubungkan Bekasi ke Jakarta sepanjang 21,042 kilometer. Pembangunan jalan tol ini akan terdiri dari 2 seksi yakni Seksi I dari Kasablanca hingga Jaka Sampurna sepanjang 11 Km dan Seksi 2 dari Jaka Sampurna hingga Duren Jaya sepanjang 10,04 Km. Total pembangunan tol Becakayu ini membutuhkan biaya investasi hingga Rp7,2 triliun.

Proyek ini sudah diinisiasi sejak Orde Baru. Krisis moneter menyebabkan proyek ini terlantar hingga bertahun-tahun. Tol Becakayu pun mangkrak layaknya sejumlah proyek infrastruktur akibat mandeknya pembiayaan dari perbankan yang sedang babak belur dihajar krisis moneter 1998, sehingga berdampak pada investor Tol Becakayu pada waktu itu.

Pada 2007, sempat muncul secercah harapan untuk kelanjutan pembangunan tol ini. Ketika itu, dilakukan penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) oleh Sekjen Departemen PU Roestam Sjarief dengan Dirut PT Kresna Kusuma Dyandra Marga Moertomo Basuki selaku investor tol ini.

Sayangnya, tak pernah ada kabar kelanjutan proyek tersebut. Masalah pembebasan lahan dan pembiayaan menjadi ganjalannya. Alhasil, tiang-tiang panjang yang sudah berdiri tegak di sepanjang Jalan Kalimalang pun hanya menjadi hiasan. Bertahun-tahun, kemacetan parah tak pernah bisa terhindarkan.

Terhitung mulai awal 2015, tol Becakayu dimulai lagi pembangunannya. Titik awalnya pada Oktober 2014, Menteri Pekerjaan Umum yang ketika itu dijabat Djoko Kirmanto meletakkan batu pertama kelanjutan pembangunan jalan Tol Becakayu, beberapa hari berakhirnya pemerintahan Presiden SBY.

Djoko menegaskan, pemerintah berkomitmen untuk memberikan dukungannya dalam percepatan pembangunan Tol Becakayu sepanjang 21,04 km ini mengingat pentingnya fungsi serta peran ruas tol tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi pada dua wilayah. Dukungan yang diberikan pemerintah, diberikan dalam bentuk pengadaan tanah pada seksi I dan II dengan total Rp350 miliar.

"Jalan tol ini dari sisi ekonomi memiliki kelayakan yang sangat tinggi. Namun, kelayakan finansialnya marginal, sehingga perlu untuk mendapat dukungan agar layak secara finansial," ujar Djoko Kirmanto kala itu.

Setelah dilakukan peletakan batu pertama, pemerintahan berganti. Presiden Joko Widodo selanjutnya mengambil kendali, melanjutkan pembangunan jalan tol Becakayu ini.

Senin, 7 November 2016, Presidan Jokowi kembali meninjau proyek ini. Ia memastikan Tol Becakayu bisa digunakan Maret 2017 untuk sebagian sesi I sepanjang 8 kilometer, dari Pondok Kelapa hingga Universitas Borobudur, Cipinang Melayu, Jakarta Timur. Sedangkan total seksi I sepanjang 11 kilometer baru akan tuntas akhir 2017.

"Yang total 11 km itu keluarnya Pasar Gembrong di Cipinang Besar Kampung Melayu," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.

Tidak hanya pembangunannya yang dipercepat, Tol Becakayu ini juga mengalami modifikasi desain. Tujuannya adalah menyambungkannya dengan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR).

"Desain awalnya tidak tersambung dengan Tol JORR, kita akan mendesain ulang supaya connect ke JORR," kata Basuki.

Ia menyebutkan dari total 11 km ruas tol itu, saat ini selesai dikerjakan sekitar 66 persen. "Kalau yang 8 km akan dibuka Maret 2017, tiang untuk penerangan sudah dipasang," katanya.

Presiden Jokowi juga menilai, kehadiran jalan tol Becakayu ini akan membantu mengatasi kemacetan lalu lintas kendaraan dari Bekasi ke Jakarta dan sebaliknya yang sudah cukup parah.

“Ya, yang pasti akan sangat mengurangi kemacetan, karena ini memang plan awalnya memang dihitung sangat diperlukan. Tetapi berhenti dan dilanjutkan, saya kira ini 2 tahun lah rampung, 2015, ini 2016 rampung," kata Presiden Jokowi.

Dibukanya Tol Becakayu bukan hanya harapan dari Presiden Jokowi, tetapi juga ribuan warga Bekasi yang setiap hari beraktivitas ke wilayah Jakarta atau sebaliknya. Harapannya, jarak Bekasi – Jakarta tak perlu ditempuh hingga berjam-jam dengan adanya Tol Becakayu.

Baca juga artikel terkait TOL BECAKAYU atau tulisan lainnya dari Nurul Qomariyah Pramisti

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Nurul Qomariyah Pramisti
Penulis: Nurul Qomariyah Pramisti
Editor: Suhendra