tirto.id - Setelah memutuskan pensiun pada Januari 2019 lalu, Liliyana Natsir memenuhi undangan khusus dari TNI AU yang sedang menggelar acara bertajuk #JoyflightWithButet pada Sabtu (9/2/2019). Bersama Debby Susanto yang juga telah gantung raket, Liliyana atau yang akrab disapa Butet ditantang bermain bulu tangkis di dalam kabin pesawat Hercules C-130 pada ketinggian 17.500 kaki.
Liliyana, peraih emas Olimpiade 2016, sangat antusias menyambut tantangan dari TNI AU itu. "Dulu pernah naik pesawat Hercules juga dari Manado ke Surabaya, waktu itu mau ikut PON. Tapi sekarang tetap saja tegang, soalnya mau main bulu tangkis di atas langit, excited banget, rasanya luar biasa," ujar Liliyana, dikutip dari laman PBSI.
Atlet berusia 33 tahun yang di sepanjang kariernya mengoleksi satu emas dan satu perak Olimpiade ini mengungkapkan, bermain dalam pesawat terbang ada batas atap yang tak terlalu tinggi. Oleh karena itu, ia hanya memainkan pukulan datar saja.
“Main di pesawat juga ada keterbatasan atapnya tidak tinggi, mainnya bola-bola datar saja, nggak bisa mukul yang susah-susah. Kalau shuttlecock-nya sih tidak terasa berat, sama saja," sebut pebulutangkis putri yang pernah merengkuh 4 kali gelar juara dunia pada 2005, 2007, 2013, dan 2017 ini.
Di dalam pesawat Hercules C-130, Liliyana dan Debby secara bergantian melakukan latih tanding melawan perwakilan TNI AU, seperti Kasubdispenum TNI AU Letkol. Sus Muhammad Yuris, serta beberapa kru penerbang lainnya.
Pihak TNI AU berinisiatif menggelar acara ini sebagai bentuk apresiasi terhadap rangkaian prestasi yang telah ditorehkan oleh para pahlawan bulu tangkis Indonesia, khususnya bagi Liliyana Natsir, juga Debby Susanto, peraih gelar All England 2016. Diharapkan, sumbangsih Liliyana dan Debby dapat menjadi contoh nyata untuk generasi muda.
"Bukan hanya menjadi tentara kita bisa mengharumkan Indonesia. Tetapi, apapun profesi kita, kalau kita berprestasi, itu adalah wujud bela negara yang sesungguhnya," kata Kasubdispenum TNI AU Letkol. Sus Muhammad Yuris.
"Tidak harus angkat senjata, tidak harus bertempur di hutan untuk menjadi pahlawan, seorang yang memiliki jiwa bela negara. Contohnya Butet, ini yang harus dicontoh para generasi muda," tambahnya.
Editor: Iswara N Raditya