tirto.id - Di saat tim tenis meja putra Jambi bertanding di PON XIX Jawa Barat di GOR 3 Institut Teknologi Bandung (ITB) Jatinangor berhasil melaju ke delapan besar dan berpeluang besar meraih medali, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi masih harus memastikan anggaran untuk memberangkatkan atlet Pekan Paralimpic Nasional (Peparnas) asal provinsi itu tidak diblok meskipun sedang mengalami defisit anggaran.
Di PON XIX, tim tenis meja putra Jambi yang diperkuat oleh Momon Afrimon Triono Paiyo, Dennis Darmawan, dan Hendy Juanda ini sukses melewati laga perdana dengan skor 3-0 mengalahkan Sumatera Barat dan Bengkulu dengan skor 3-0.
Pengurus Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) cabang Jambi Ismed Hasyim, seperti dikutip dari Antara, Jumat (23/9/2016) mengatakan kemenangan yang diraih tim tenis meja tersebut adalah buah dari kekompakan para atlet yang telah melakukan persiapan cukup lama untuk menghadapi lawan di PON.
“Hasil memuaskan penyisihan ini merupakan awal yang bagus dan mudah-mudahan Momon dan kawan-kawan bisa menyumbangkan medali untuk Jambi,” ucap Ismed.
Meski mudah mendapatkan tiket delapan besar, Ismed tetap mengingatkan para atlet untuk tidak larut dalam euforia kemenangan dan tidak menganggap remeh lawan. Atlet dituntut tetap fokus dan menjaga kestabilan tim. Menurutnya, masuk delapan besar berarti membuka peluang untuk mendapatkan medali masih terjaga.
Euforia kemenangan tim tenis meja putra ini menjadi kebanggaan bagi Pemprov Jambi di saat pemprov harus tetap bisa memberangkatkan atlet Pekan Paralimpic meskipun sedang mengalami defisit anggaran.
"Kita memang mengalami defisit, tapi Papernas itu kan even nasional. Sebab itu anggarannya tidak diganggu," kata Sekretaris Daerah Provinsi Jambi Ridham Priskap di Jambi.
Ridham mengatakan anggaran sebesar Rp1,3 miliar untuk atlet Paralimpic yang ada di Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Jambi tersebut memang belum bisa dicairkan dalam waktu dekat.
"Kalau minta dicairkan sekarang memang tidak bisa, pengurus harus mengajukan dulu ke Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) untuk diteliti sebelum dicairkan," jelasnya.
Sekda juga mengatakan anggaran kegiatan yang prioritas memang dipertahankan, namun yang tidak penting bisa dikurangi atau bahkan di-bloking.
Sementara itu, Ketua National Paralympic Committee (NPC) Provinsi Jambi Syafrizal, berharap pemerintah tidak membatalkan keberangkatan atlet difabel Provinsi Jambi untuk mengikut Papernas ke-XV di Bandung, Jawa Barat itu.
"Saya berharap Pemerintah Provinsi Jambi tidak membatalkan keberangkatan kontingen karena persiapannya sudah lama dimulai," katanya.
Menurut Syafrizal, anggaran yang digunakan untuk memberangkatkan kontingen Peparnas Jambi sebanyak 35 orang itu tidak sebesar anggaran yang digunakan untuk memberangkatkan atlet Jambi ke PON.
"Anggaran atlet disabilitas tidak sampai 10 persen dibanding anggaran atlet PON. Jadi kami berharap agar pemerintah memahami hal ini," katanya.
Selain itu, atlet disabel Jambi telah menunjukkan prestasi yang bagus. Terakhir di Peparnas Riau, atlet disabel Jambi berhasil meraih 3 medali emas, 2 medali perak dan 4 medali perunggu, serta berprestasi di tingkat Asia Tenggara dengan meraih medali perak dan medali perunggu.
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh