tirto.id - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menyebut tanda pagar (tagar) #2019GantiPresiden Tidak mendidik.
Menurut anggota TKN Jokowi-Ma'ruf, Zuhairi Misrawi tagar itu tidak mendidik karena menggunakan kata "presiden". Ia menganggap harusnya tak ada penggunaan kata "presiden" karena akan menimbulkan multitafsir di tengah masyarakat.
"Tagar ini tidak mendidik karena penggunaan istilah presiden ini tidak lazim. Pesta demokrasi 2019 itu tidak mengganti presiden sebagai satu lembaga kenegaraan, dia mengganti orang sebenarnya. Presidennya adalah orang yang dipilih rakyat," kata Zuhairi di kawasan Cikini, Jakarta, Rabu (12/9/2018).
Zuhairi menganggap penggunaan tagar #2019GantiPresiden tidak hanya berdampak di media sosial. Menurutnya, gerakan ganti presiden juga terjadi di kehidupan nyata.
Imbas #2019GantiPresiden di dunia nyata dianggapnya rentan membuat masyarakat berkonflik. Bahaya itu, menurut Zuhairi, tidak diantisipasi oleh penggagas tagar tersebut.
"Ini tidak diantisipasi karena bahasa-bahasa yang digunakan sekali lagi bukan bahasa-bahasa mengajak kita adu argumen dan adu gagasan. Dia hanya menjadi satu gerakan emosional, dan mengarah kepada polarisasi dan fragmentasi di tengah masyarakat," kata Zuhairi.
TKN Jokowi-Ma'ruf juga khawatir ada pihak tertentu yang hendak menunggangi penggunaan tagar #2019GantiPresiden. Karena itu, Zuhairi berpesan agar penggunaan tagar selama kampanye dilakukan secara hati-hati.
"Kami khawatirkan bahwa gerakan ini jadi bola liar seperti yang terjadi di timur tengah," kata Zuhairi.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Yantina Debora