tirto.id - Terkait adanya dugaan pembantaian puluhan rusa di Pulau Komodo, Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) Sudiono mengatakan telah membentuk tim internal untuk menyelidiki isu ini.
Sudiono menerangkan, investigasi ini dilakukan bekerja sama dengan Dirjen Penegak Hukum dan polisi. Langkah yang ditempuh BTNK ini sekaligus menjawab dugaan pembantaian, bermula dari foto sebuah kapal motor berisi rusa dan beberapa orang penumpang yang beredar di media.
"Kami telah membentuk tim investasi untuk mengungkap kebenaran apakah dugaan pembantaian puluhan rusa di Pulau Komodo benar terjadi seperti di dalam foto yang beredar di media sosial atau tidak," kata Sudiono, Kamis (11/8/2017) seperti dikutip Antara.
Namun, dia tidak bisa memastikan asal usul rusa, waktu pembantaian, siapa pelakunya, dan data lain yang diperlukan dalam proses pengungkapan.
"Tetapi hal yang pasti bahwa kami telah membentuk tim internal untuk melakukan investigasi awal terhadap akun Facebook yang memuat foto-foto tersebut," kata Sudiono.
Hasil investigasi nantinya dapat membuktikan kaitan antara foto yang beredar tentang rusa yang mati, dengan Taman Nasional Komodo.
Meskipun nantinya terbukti ada pembantaian hewan rusa, Sudiono menegaskan, salah satu sumber pakan komodo (Vara komodoensis) saat ini masih cukup tersedia di sekitar kawasan itu.
"Kondisi ini dapat dilihat dari tren populasi komodo sebagai satwa inti relatif stabil," katanya menjelaskan.
Sumber pakan komodo sebagai pemakan daging (carnivora) berupa rusa, kerbau, kuda, babi hutan, tikus dan hewan kecil lainnya.
"Salah satu sumber pakan komodo, saat ini yang di mana ketersediaannya masih mencukupi," kata Sudiono.
Dia menjelaskan biawak raksasa berupa komodo mempunyai karakter spesifik, yaitu siklus makan dapat dilakukan satu kali dalam sebulan.
Untuk melindungi sumber pakan komodo, pihaknya selalu menggelar patroli rutin di kawasan TNK.
Patroli rutin, katanya, lebih difokuskan pada daerah-daerah yang dianggap rawan serta strategi menyesuaikan dengan kondisi lingkungan alam sekitarnya.
Bahkan, pada kondisi yang diperlukan dalam pengelolaannya, BTNK melibatkan pihak lain, seperti pemerintah daerah, kepolisian, Pos Angkatan Laut, pihak TNI, WWF, Dinas Kelautan dan Perikanan.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Manggarai Barat Abdul Ganir mengatakan bila dugaan pembantaian rusa itu benar dan tidak segera disikapi secara serius, maka populasi komodo akan terus berkurang karena menipisnya stok makanan.
"Bila itu terjadi, maka satu saat komodo akan musnah," katanya.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari