Menuju konten utama

Tiga Skenario Golkar di Pilgub Jabar 2018

Setelah menarik dukungan untuk Ridwan Kamil, manuver Golkar dalam Pilgub Jabar bisa sangat menentukan konstelasi.

Tiga Skenario Golkar di Pilgub Jabar 2018
Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat Deddy Mizwar berjalan bersama Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Wakil Ketua MQ Iswara, saat melakukan kunjungan di Kantor DPD Partai Golkar Jawa Barat, Bandung, Jawa Barat, Senin (6/11/2017). ANTARA FOTO/Novrian Arbi

tirto.id -

Tarik menarik dukungan calon gubernur dan calon wakil gubernur (cagub cawagub) Jawa Barat (jabar) 2018 masih terus berlangsung. Padahal, menurut jadwal Komisi Pemilihan Umum (KPU), pendaftaran cagub dan cawagub hanya tinggal sebulan lagi.

Situasi ini tidak lepas dari manuver politik Golkar usai menarik dukungan kepada Ridwan Kamil pada 17 Desember 2017. Alasan Golkar saat itu karena Emil (sebutan lain Ridwan) tak kunjung memutuskan Daniel Muttaqien sebagai calon wakil gubernur.

Dalam pemilihan gubernur (pilgub) Jabar hanya PDIP yang bisa mengusung calon sendiri karena memiliki 20 kursi di DPRD Jabar. Golkar yang memiliki 17 kursi, PKS 12 kursi, Gerindra 11 kursi, PPP 9 kursi, PKB 7 kursi, Nasdem 5 kursi, PAN 4 kursi, dan Hanura 3 kursi, membutuhkan mitra koalisi untuk bisa mengusung cagub dan cawagub.

Menyikapi situasi itu Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar Nusron Wahid mengaku telah menyiapkan tiga skenario di Pilgub Jabar. Skenario pertama tetap mengusung Ridwan Kamil bersama PPP, PKB, dan Nasdem dengan catatan menjadikan Dedi Mulyadi sebagai calon wakil gubernur pengganti Daniel Muttaqien.

“Syaratnya Dedi Mulyadi harus jadi wakilnya,” kata Nusron Jumat (22/12) pekan lalu.

Skenario kedua berkoalisi dengan PDIP mengusung Dedi Mulyadi yang merupakan Ketua DPD I Golkar Jawa Barat dengan mantan Kapolda Jawa Barat Anton Charliyan. Skenario ketiga berkoalisi dengan Demokrat mengusung Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi.

Bagi Golkar dua skenario terakhir paling realistis dilaksanakan. Untuk itu Nusron menyatakan Golkar terus berkomunikasi dengan Demokrat dan PDIP.

“Keputusan kami, kan, pastinya mengusung Dedi. Mau cagub atau cawagub,” ujarnya.

Pengamat politik Universitas Parahyangan Asep Warlan menilai peluang Golkar memenangkan Pilgub Jabar lebih terbuka apabila berhasil memasangkan Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi. Menurutnya figur Deddy dan Dedi bisa saling melengkapi.

"Demiz (Deddy Mizwar) punya kekuatan pada figurnya yang dikenal luas masyarakat Jabar sebagai Wagub (petahana). Dedi punya kekuatan mesin partai yang solid," kata Asep kepada Tirto, Rabu (27/12).

Elektabilitas Deddy yang besar di sejumlah lembaga survei, kata Asep, menjadi modal penting menarik pemilih. Survei terakhir Indobarometer, elektabilitas Deddy berada di angka 17 persen. Meski angka ini masih terpaut jauh dengan elektabilitas Emil yang berada di angka 46 persen, namun Asep yakin mesin politik Golkar mampu memberikan perlawanan.
Asep melihat peluang koalisi di antara Golkar dan Demokrat terbuka lebar. Ini karena, PAN dan PKS sudah resmi menarik dukungan dari Deddy dengan mendeklarasikan dukungan kepada pasangan Sudrajat-Syaikhu bersama Gerindra.

Peluang Golkar berkoalisi dengan PDIP juga terbuka. Pertimbangannya karena kedua partai merupakan peraih suara terbanyak di Jabar yang memiliki mesin partai tidak akan tertandingi.

"Persoalannya adalah figur. Bisa tidak menemukan figur yang pas untuk disandingkan," kata Asep.

Asep menilai, figur yang bisa diperhitungkan di Pilgub Jabar hanya ada tiga orang, yakni Ridwan Kamil, Deddy, dan Dedi. Sementara ketiganya bukan berasal dari PDIP.

"Mau tidak PDIP jadi nomor dua? Mereka punya suara besar dan bisa mencalonkan sendiri. Itu kalau kita sebut ada Puti, TB Hasanudin dan Anton (Charliyan) dari PDIP, ya," kata Asep.

Asep melihat peluang Golkar mendukung Emil kecil. Sebab tiga partai pendukung Emil yakni Nasdem, PPP, dan PKB tidak akan mau menerima begitu saja Dedi sebagai cawagub.

Asep menilai tarik menarik dukungan cagub dan cawagub di Pilgub Jabar menunjukkan pragmatisme politik partai. Hal ini karena partai di Jabar tidak memiliki dasar yang pasti dalam berkoalisi, seperti ideologi dan aspirasi rakyat dalam membentuk koalisi melainkan hanya berorientasi pada kemenangan semata.

"Golkar dan semua partai lainnya bersikap elitis. Menempatkan rakyat sebagai penonton saja. Rakyat tidak dibiarkan memilih," ujar Asep.

Apabila Golkar dan Demokrat jadi berkoalisi, maka keduanya memiliki 29 kursi. Jumlah tersebut sudah lebih dari cukup untuk memajukan pasangan Cagub-Cawagub di Pilgub Jabar 2018.

Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat merespons positif skenario Golkar yang disampaikan Nusron. Menurutnya dukungan Golkar untuk Deddy akan semakin baik bagi untuk memenangkan Pilkada Jabar. Namun perihal pengajuan nama Dedi Mulyadi sebagai cawagub pendamping Deddy , Hinca menyatakan belum ada komunikasi tentang itu dengan Golkar.

“Saya baru dengar. Nanti saya cek dulu,” kata Hinca.

Infografik Benci Tapi Rindu di pilgub jabar 2018

PDIP Belum Putuskan Sikap

Kendati menjadi satu-satunya partai yang bisa mengusung cagub cawagub di Pilkada Jabar tanpa koalisi tidak lantas membuat langkah PDIP mudah. Sekretaris Jendral DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan hingga hari ini partainya masih mengkaji.

“Sedang kami finalisasi,” kata Hasto saat dihubungi Tirto, Rabu (27/12).

Sementara PPP dan Nasdem memastikan dukungan mereka bersama PKB untuk Ridwan Kamil masih solid. Kepastian ini diambil usai ketiga partai itu menggelar pertemuan bersama Ridwan pada Sabtu (23/12) pekan lalu.

“Tidak ada pergeseran dukungan. Kami berkomitmen tetap mendukung RK,” kata Wakil Sekretaris Jenderal DPP PPP Achmad Baidowi kepada Tirto, Rabu (27/12).

Menurut Baidowi pertemuan tersebut membuat kebuntuan komunikasi ketiga partai dengan Ridwan Kamil kembali mencair. Partai-partai, kata Baidowi, tak mempersoalkan sikap Ridwan yang hingga sekarang belum menentukan cawagub.

“Ada perbaikan komunikasi yang dijalankan RK,” kata Baidowi.

Hal senada juga disampaikan Ketua DPW Nasdem Saan Mustopa. Menurutnya, ketiga partai sudah saling mengerti satu sama lain dan tetap menunggu Ridwan Kamil untuk mengumumkan nama cawagub pendampingnya. “Semua solid lagi. Dengan tiga partai kami sudah cukup dukung Pak RK. Wakil tetap diserahkan ke beliau,” kata Saan.

Baca juga artikel terkait PILGUB JABAR 2018 atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Jay Akbar