tirto.id - The Queen’s Gambit menjadi pemecah rekor serial terbatas yang paling banyak ditonton di Netflix, sejak tayang pada 23 Oktober lalu. Serial ini ditonton oleh setidaknya 62 juta akun dalam 28 hari pertama.
Serial tujuh episode ini dibintangi oleh Anya Taylor-Joy bersama Marielle Heller, Thomas Brodie-Sangster, Moses Ingram, Harry Melling, dan Bill Camp.
Dilansir Variety, The Witcherseason 1 tetap menjadi serial orisinal terbesar Netflix yang ditonton 76 juta akun dalam 28 hari pertama, setidaknya berdasarkan metodologi penayangan minimal dua menit.
Sementara itu, serial dokumenter Tiger King mendapat 64 juta akun anggota di bulan pertama perilisannya.
Laman Netflix mengatakan, serial The Queen’s Gambit ini memiliki jangkauan yang luar biasa mulai dari Rusia, Hongkong, Perancis, Taiwan hingga Australia dan menjadi peringkat 10 dari 92 negara serta peringkat nomor 1 dari 63 negara termasuk Inggris, Argentina, Israel dan Afrika Selatan.
Ini adalah sebagai bentuk nyata keahlian Scott Frank sebagai penulis sekaligus pembuat serial drama ini. Dia mampu menampilkan drama secara detail di depan kamera.
“Tiga tahun lalu ketika Scott Frank pertama kali mendekati kami tentang mengadaptasi 'The Queen’s Gambit', buku Walter Tevis 1983 tentang keajaiban pemain catur muda, kami merasa itu adalah kisah yang menarik," ujar Wakil Presiden Netflix untuk serial asli, Peter Friedlander.
“Namun, saya merasa tidak ada di antara kita yang dapat meramalkan bahwa 'The Queen’s Gambit' dan Anya Taylor-Joy yang luar biasa akan menjadi fenomena global seperti sekarang ini, atau serial skrip terbatas terbesar kami yang pernah ada," kata Friedlander, melanjutkan.
Scott Frank bertindak sebagai pencipta sekaligus produser eksekutif, penulis, sutradara dan showrunner. Produser The Queen’s Gambit adalah William Horberg dan Allan Scott, yang juga salah satu pencipta serial ini.
Serial ini bercerita tentang Beth Harmon (Taylor-Joy) yang ditinggalkan di panti asuhan Kentucky pada akhir 1950-an. Dia menemukan bakat yang luar biasa dalam bermain catur. Namun di saat yang bersamaan dia menggunakan obat penenang untuk mengatur strategi permainan.
Dihantui oleh “setan pribadinya” dan didorong oleh narkotika dan obsesi, Beth berubah menjadi orang buangan yang terampil dan glamor sambil bertekad untuk menaklukkan batasan tradisional yang ditetapkan di dunia catur kompetitif yang didominasi oleh pria.
Penulis: Zena Rera Anjani
Editor: Dipna Videlia Putsanra