Menuju konten utama

TGB Jelaskan Prioritas Utama Penanganan Dampak Gempa Lombok

TGB menyatakan para pengungsi terdampak gempa Lombok memerlukan tenda yang tahan lama dan suplai bantuan memadai karena proses rehabilitasi dan rekonstruksi butuh waktu panjang.

TGB Jelaskan Prioritas Utama Penanganan Dampak Gempa Lombok
Foto aerial kondisi pemukiman di Desa Telagawareng, Pemenang, Lombok Barat, NTB, Rabu (8/8/2018). ANTARA FOTO/Zabur Karuru.

tirto.id - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGB Zainul Majdi menjelaskan sejumlah prioritas utama penanganan dampak gempa Lombok. Menurut dia, prioritas paling penting saat ini ialah penanganan para pengungsi. TGB memperkirakan para penduduk terdampak gempa di Lombok harus bertahan cukup lama di lokasi pengungsian.

Karena itu, menurut TGB, salah satu rekomendasi Pemerintah Provinsi NTB ialah tenda-tenda, yang disediakan untuk pengungsi, harus bisa bertahan lama hingga proses rehabilitasi dan rekonstruksi tuntas.

TGB menjelaskan hal ini usai mengikuti Rapat Terbatas, di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat sore (10/8/2018), demikian dilansir laman Sekretariat Kabinet. Rapat itu dipimpin Presiden Joko Widodo dan diikuti sejumlah menteri, panglima TNI, Kapolri dan Gubernur NTB.

Dia juga mencatat, berdasar data hingga 10 Agustus 2018, sebanyak 480-an sekolah di provinsinya rusak akibat gempa. Dampak gempa dengan magnitudo 7,0 pada 5 Agustus, yang diikuti ratusan gempa susulan, juga membuat banyak rumah sakit tidak lagi layak pakai.

Menurut TGB, banyak rumah sakit rujukan maupun sarana kesehatan sekunder di daerahnya, terutama di Lombok Utara, telah hancur. Padahal, kata dia, sarana kesehatan di Lombok Utara merupakan salah satu jangkar utama pelayanan medis.

“Sehingga semua pelayanan itu akhirnya dipusatkan di rumah sakit lapangan dan termasuk juga di rumah sakit Provinsi dan Rumah Sakit Kota Mataram,” kata TGB.

Dia menambahkan rapat terbatas hari ini menyetujui usulan Pemprov NTB agar proses pembersihan di area terdampak gempa, yang sudah tak memerlukan evakuasi korban, dilaksanakan pada Senin, pekan depan meski masa tanggap darurat masih berlaku. Sementara evakuasi korban yang belum selesai, seperti di Kecamatan Gangga, Bayan, dan Kayangan dan beberapa lokasi lain, akan terus dilanjutkan.

Selain itu, rapat itu memutuskan akan diterbitkan Perpres yang mengatur, bahwa meski dampak gempa ditangani Pemprov NTB pemerintah pusat tetap memberikan dukungan maksimal. Proses rekonstruksi dan rehabilitasi akan segera dimulai.

Siaran resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memaparkan, sesuai data terbaru hari ini, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa Lombok mencapai 321 jiwa. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mencatat, saat ini juga terdata ada 270.168 jiwa pengungsi di NTB yang tersebar di ribuan titik. Jumlah itu diperkirakan masih akan bertambah.

Laporan BNPB menyebut masih ada tempat-tempat pengungsi yang belum menerima bantuan cukup, terutama di Kecamatan Gangga, Kayangan, dan Pemenang yang berada di bukit-bukit dan terpencil.

Sedangkan data sementara kerusakan rumah mencapai 67.875 unit. Hasil analisis citra satelit terlihat kerusakan bangunan masif terjadi di Lombok Utara sebab hampir 75 persen permukiman rusak. Jumlah korban meninggal yang terbanyak juga berasal dari kabupaten tersebut.

Baca juga artikel terkait GEMPA NTB atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom