Menuju konten utama

Gempa Susulan di Lombok Hingga 10 Agustus Pagi Terjadi 451 Kali

"Gempa di Lombok kali ini adalah siklus 200 tahunan dari patahan Flores, energi terkuat telah selesai."

Gempa Susulan di Lombok Hingga 10 Agustus Pagi Terjadi 451 Kali
Sejumlah pengendara sepeda motor melintas dekat bangunan yang sebagian temboknya roboh akibat gempa susulan 6,2 SR di Ampenan, Mataram, NTB, Kamis (9/8/2018). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

tirto.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat telah terjadi 451 kali gempa bumi susulan yang mengguncang Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat pascagempa 7,0 SR pada Minggu (5/8/2018) malam.

Berdasarkan informasi dari Humas BMKG yang diterima di Jakarta, Jumat hingga pukul 08.00 WITA terjadi 451 kali gempa bumi susulan dan 20 kali di antaranya dirasakan kuat oleh masyarakat.

Sebelumnya gempa bumi berkekuatan 6,2 Skala Richter kembali mengguncang Provinsi Nusa Tenggara Barat pada Kamis (9/8/2018) pukul 12.25 WIB.

Sementara itu, BMKG menegaskan, gempa bumi tersebut tidak berpotensi tsunami.

BMKG menjelaskan episenter gempa bumi berada di 8.36 Lintang Selatan dan 116.22 Bujur Timur dengan kedalaman 12 kilometer. Tepatnya enam kilometer barat laut Lombok Utara, 27 kilometer timur laut Mataram, 33 kilometer barat laut Lombok Tengah NTB.

Sebelumnya Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan gempa susulan skala kecil akan terus terjadi hingga empat minggu ke depan di wilayah Lombok, yang diguncang gempa 6,4 Skala Richter pada 29 Juli dan gempa 7,0 Skala Richter pada 5 Agustus 2018.

"Tiga hingga empat minggu ke depan gempa kecil masih akan terjadi. Kita harus menerimanya, ini proses alam," kata Dwikorita.

Dwikorita menyatakan, kekuatannya maksimal pada kisaran 5,0 SR dan tidak berpotensi menimbulkan kerusakan. Namun dia mengingatkan warga yang rumahnya rusak akibat gempa besar pada Minggu (5/8/2018) untuk tetap waspada. Ia mengatakan seluruh warga harus siap menghadapi risiko itu karena Pulau Lombok berdekatan dengan Sesar Flores yang membentang dari Bali hingga utara Laut Flores.

"Gempa di Lombok kali ini adalah siklus 200 tahunan dari patahan Flores, energi terkuat telah selesai," kata Dwikorita.

Baca juga artikel terkait GEMPA NTB atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani