Menuju konten utama

Teten Ingin Hilangkan Peran Tengkulak Lewat Korporatisasi Petani

"Menkop UKM ingin menghilangkan peran tengkulak dengan korporatisasi petani melalui koperasi dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan di Tanah Air."

Teten Ingin Hilangkan Peran Tengkulak Lewat Korporatisasi Petani
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki (tengah) didampingi jajarannya melihat tanaman bawang merah saat kunjungan kerja di Desa Kedungwaru Lor, Demak, Jawa Tengah, Jumat (3/7/2020). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/pras.

tirto.id - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan ingin menghilangkan peran tengkulak dengan korporatisasi petani melalui koperasi dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan di Tanah Air.

Teten Masduki saat meninjau area pertanian anggota Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Aman Artha Sejahtera (AMAJ) di Desa Marungan, Magelang, Jawa Tengah, mengatakan selama ini terjadi ketimpangan di sektor pertanian lantaran produk pertanian dijual melalui tengkulak dengan harga yang sangat murah.

“Akibatnya tingkat pendapatan petani rendah di tengah biaya produksi yang terus meningkat. Sementara tengkulak bisa menjual produk pertanian tersebut hingga ke ritel dengan harga tinggi,” katanya, Kamis (16/2/2023).

Melihat permasalahan yang mendasar tersebut, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM mencetuskan program korporatisasi petani yang dikelola oleh koperasi. Program itu dinilai efektif untuk menghilangkan peran tengkulak sehingga pendapatan dan kesejahteraan petani bisa meningkat.

"Petani yang kecil-kecil itu produknya tidak bisa memenuhi skala ekonomi sehingga dijual ke tengkulak dengan harga murah. Kami ingin sejahterakan petani sekaligus membangun sistem korporatisasi petani," kata Teten.

Teten berharap lebih banyak petani bisa tergabung ke dalam koperasi karena koperasi bisa berperan sebagai agregator, offtaker, sekaligus sumber pembiayaan bagi para petani. Dengan sistem pertanian terencana yang dirumuskan oleh koperasi, petani bisa lebih fokus pada bertani tanpa harus memikirkan pengelolaan hingga penjualan produknya.

"Para petani yang tergabung di koperasi fokus ke bertani saja agar bisa lebih produktif jadi tidak usah pusing menjual produknya karena itu nanti urusan koperasi sebagai agregator dan offtaker," ucapnya.

Ketua KSP AMAJ, Priyo Trimanto, mengatakan koperasinya melakukan spin off dengan mendirikan koperasi produsen baru bernama Koperasi Mitra Agro Abadi (MAA). Koperasi ini dibentuk untuk fokus menangani persoalan petani yang menjadi anggota KSP AMAJ yang sekaligus anggota koperasi MAA.

Salah satu tugas pokok dan fungsi dari Koperasi MAA adalah untuk memastikan seluruh produk petani di Sukomakmur yang selama ini dikenal sebagai Nepal Van Java dan sekitarnya bisa terserap 100 persen sekaligus menghilangkan peran tengkulak.

"Kami mengikuti arahan pak Menteri (Teten Masduki) yaitu program ketahanan pangan sehingga kami lakukan spin off menjadi koperasi produsen Mitra Agro Abadi yang bertugas menyerap seluruh hasil pertanian," kata dia.

Baca juga artikel terkait EKBIS

tirto.id - News
Sumber: Antara
Editor: Reja Hidayat