tirto.id - Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin Sumbawa rencananya akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada acara puncak Sail Indonesia Moyo Tambora 2018, Minggu (9/92018).
Hal itu disampaikan Kabag Kerja Sama dan Humas Rektorat Jenderal Perhubungan Udara, Sindu Rahayu, kepada Tirto Kamis (6/9/2018).
"Rencananya seperti itu," ucap Sindu melalui pesan singkatnya.
Gedung terminal Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin telah diperluas empat kali lipat dari terminal lama yang luasnya hanya 840 m2 menjadi 2.790 m2. Ruang kedatangan juga diperluas dari 96 m2 menjadi 480 m2.
Pengembangan bandara ini dilakukan mulai tahun 2016 lalu di bawah pengelolaan Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perhubungan Udara, M. Pramintohadi Sukarno mengatakan bahwa perluasan Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin tak lepas dari perkembangan bandara yang sangat pesat.
Pada 2015, jumlah penumpang yang menggunakan bandara ini sebanyak 77.365 penumpang, sedangkan pada tahun 2017 meningkat menjadi 112.096 penumpang atau tumbuh hampir 50 persen.
“Melihat tren pertumbuhan penumpang, sudah saatnya bandara ini dikembangkan sehingga sisi keamanan dan pelayanan kepada maskapai dan penumpang lebih baik. Kami berharap ini bisa menarik minat maskapai dan penumpang untuk berkunjung dan lebih membuka konektivitas,” ujar Praminto.
Dari pengembangan yang telah dilakukan, saat ini Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin memiliki fasilitas runway sepanjang 1.650 m x 30 m, dua taxi way yang keduanya berukuran 93 m x 15 m serta apron berukuran 240 m x 70 m.
Bandara Sumbawa ini melayani operasional maskapai Garuda Indonesia dengan tujuan Lombok 7 kali seminggu dan Wings Air juga dengan tujuan Lombok 14 kali seminggu.
“Kedua maskapai tersebut melayani penumpang dengan menggunakan pesawat jenis ATR 72,” imbuh Praminto.
“Kami berharap dengan meningkatnya pelayanan jasa transportasi udara serta kemudahan akses menuju salah satu destinasi wisata selancar ini dapat mendorong perekonomian Sumbawa,” tutup Praminto.
Editor: Yantina Debora