tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan menilai potensi Sumbawa lebih besar dari yang selama ini diperkirakan oleh pemerintah. Selain tambang emas, wilayah Sumbawa juga dinilai berpotensi di sektor pertanian, peternakan dan pariwisata.
Pernyataan tersebut diungkapkan Luhut setelah melakukan kunjungan kerja ke Nusa Tenggara Barat dan menerima paparan tentang potensi daerah serta konektivitas transportasi dari Bupati Sumbawa Husni Jibril.
Menurutnya, meski terdapat tambang Newmont Nusa Tenggara (NTT) yang dapat mendongkrak perekonomian di wilayah tersebut, Sumbawa memiliki potensi lain yang masih sangat besar dan perlu mendapatkan perhatian khusus.
“Ternyata Kabupaten Sumbawa itu kaya. Pertanian, peternakan dan pariwisatanya bisa dikembangkan. Tadi Pak Bupati melaporkan produksi jagungnya bisa mencapai 2 juta ton hingga 3 juta ton tahun depan,” ujar Luhut seperti dikutip Antara, Selasa (25/10/2016).
Dalam pertemuan dengan Bupati Sumbawa, Luhut juga mengidentifikasi potensi yang bisa digali. Seperti dalam sektor pertanian di antaranya jagung, kedelai, gula, tebu, peternakan sapi, dan sektor pariwisata.
Luhut juga menilai, Pendapatan Asli Daerah (PAD) setempat yang saat ini sekitar Rp 145 miliar masih bisa ditingkatkan. Demikian pula anggaran belanja yang berjumlah Rp 1,5 triliun, masih dapat dikembangkan.
“Pokoknya kita bangun wilayah ini, tapi jangan kita tebang hutan seenaknya. Saya sudah perintahkan aparat untuk tegas memberantas penebangan liar,” ungkap Luhut.
Lebih lanjut, ia mengatakan akan berbicara dengan Menteri Pertanian Amran Sulaiman terkait potensi-potensi yang bisa dikembangkan di Sumbawa.
Sementara itu, menanggapi aspirasi masyarakat Sumbawa yang menginginkan Newmont membangun smelter, Menko Luhut menyerahkan keputusan tersebut kepada perusahaan.
“Biar Newmont sendiri yang memutuskan lokasinya. Karena ada tujuh turunan produk mereka. Mereka yang akan menyesuaikan. Pokoknya kita tidak lagi mengekspor material mentah,” tegas Luhut.
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra