tirto.id - Tangis Menteri Keuangan, Sri Mulyani, pecah saat memberikan pidato penutupan di depan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR) RI. Di akhir Rapat Pembicaraan Tingkat I Rancangan Undang-Undang (RUU) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, suara Bendahara Negara itu mulai bergetar ketika menyampaikan perjuangan pemerintah untuk menciptakan keadilan sosial dan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia.
"Hari ini adalah titik-titik di mana saya mengakhiri tugas dari kabinet di bawah pimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Kami tahu perjuangan untuk menciptakan keadilan sosial dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia belum berhenti dan belum berakhir," katanya dengan suara bergetar, dikutip Tirto dari akun Youtube Banggar DPR RI, Selasa (17/9/2024).
Isak perempuan yang karib disapa Ani itu semakin terdengar ketika mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota Komisi XI DPR hingga Banggar dan jajaran pejabat eselon I di Kementerian Keuangan, termasuk juga Wakil Menteri Keuangan (Wamen) I, Suahasil Nazara dan Wakil Menteri Keuangan II, Thomas Djiwandono.
"Saya ingin menyampaikan dalam kesempatan yang baik, selain berterima kasih dan memberikan apresiasi kepada DPR, Badan Anggaran, namun juga kepada tim kami di Kementerian Keuangan. Dari mulai Pak Wakil Menteri Keuangan, Pak Wamen Suahasil Nazara, Pak Wamen Tommy, Thomas Djiwandono, dan seluruh pejabat eselon I dan seluruh pelaksana," ucap dia, sambil memberikan jeda pada kalimatnya, menahan agar isaknya tak makin pecah.
Dengan diiringi tepuk tangan dari para anggota dewan dan para pejabat Kementerian Keuangan, Sri Mulyani melanjutkan kalimatnya. Menurutnya, selama ini jajaran pejabat Kementerian Keuangan telah bekerja keras untuk merancang APBN.
"Saya tahu bahwa mereka bekerja keras dengan profesionalisme dan integritas yang terus dijaga. Untuk memastikan APBN dirancang, dilaksanakan dan dipertamggungjawabkan dengan baik," sambungnya, sambil masih terus menitikkan air mata.
Karenanya, dia pun berharap dedikasi yang diberikannya dan seluruh pegawai Kementerian Keuangan bisa berkontribusi untuk pembangunan Indonesia.
Selain mengucap terima kasih, Ani juga menyampaikan permintaan maafnya sebagai pribadi kepada seluruh anggota DPR dan jajaran pejabat Kementerian Keuangan. Dengan mengutip kalimat dalam bahasa Arab, dia mengatakan bahwa manusia adalah tempatnya salah dan lupa.
"Saya mohon bapak dan ibu sekalian, Banggar, pimpinan anggota (Komisi XI), teman-teman saya di pemerintah, Bank Indonesia untuk menyediakan samudera pengampunan dan maaf," ujar dia dengan suara yang kembali tenang.
Sementara itu, dalam rapat tersebut pemerintah dan Banggar menyepakati postur RAPBN 2025 yang merupakan anggaran transisi dari pemerintahan Jokowi ke pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Dengan persetujuan itu, postur RAPBN 2025 praktis bakal dibawa ke rapat paripurna.
Adapun postur anggaran yang telah disetujui terdiri atas pendapatan negara sebesar Rp3.005,12 triliun pada 2025, dengan penerimaan pajak Rp2.490,91 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp513,63 triliun dan dana hibah Rp581,1 triliun.
Selanjutnya, belanja negara ditetapkan sebesar Rp3.621,31 triliun dan belanja pemerintah pusat Rp2.701,44 triliun. Belanja tersebut terdiri dari belanja kementerian dan lembaga (K/L) Rp1.094,55 triliun, belanja non K/L Rp1.606,78 triliun, dan transfer ke daerah atau TKD Rp919,87 triliun.
Selain itu, keseimbangan primer sebesar Rp633,31 triliun dan defisit Rp616,86 triliun atau tetap dijaga pada level 2,53 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Sementara pembiayaan anggaran mencapai Rp616,18 triliun.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Fahreza Rizky