tirto.id -
"Saat mengetahui terkena kanker darah 4 bulan lalu dia meneteskan air mata, namun kemudian ia mengatakan, saya [Ani Yudhoyono] pasrah, tapi saya tidak akan pernah menyerah. Bahkan dalam setiap treatmennya, hasil diagnosa dokter ditulisnya sendiri di dalam catatannya dengan rapi, tidak ada sedikit pun keluhan darinya," kata dia di pemakaman.
Ia menjelaskan, sosok istri Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini merupakan ibu yang hangat dan kuat. Selama proses kemoterapi yang dilakukan di Singapura, Ani Yudhoyono tidak pernah mengeluh. Ia bercerita soal Ibunya selalu bersyukur tentang apa yang sudah tuhan berikan pada jalan hidupnya.
Ia menceritakan bahwa ibunya tidak memiliki alasan untuk tidak bersyukur pada Tuhan. Namun, jika kemudian ibunya diberikan cobaan berupa penyakit, Agus mengatakan, saat itu Ani Yudhoyono menerima cobaan itu dengan ikhlas.
"Dia bilang tidak ada alasan untuk mengeluh. Kata Ibu Ani, kalau sekarang Allah memberi saya ujian penyakit seperti ini, saya tidak boleh mengeluh atau marah. Saya harus terima dengan ikhlas dan saya harus berjuang untuk melawan penyakit ini," ujar AHY dengan suara bergetar.
Sebagai informasi, Ani Yudhoyono wafat pada Sabtu (1/6/2019) pukul 11.50 waktu setempat di National University Hospital Singapura. Ani wafat setelah menjalani perawatan intensif di Ruang ICU sejak Rabu (29/5/2019) lalu.
Sejak itu, dia menjalani perawatan di Singapura. Kondisinya sempat membaik dan diperkenankan keluar rumah sakit selama tiga hari. Namun setelah itu, kondisi Ani memburuk hingga harus dirawat di ruang ICU hingga dinyatakan meninggal.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Yulaika Ramadhani