tirto.id - Bed Occupancy Rate (BOR) atau keterisian tempat tidur rawat inap rumah rakit rujukan pasien COVID-19 di Kota Bandung, Jawa Barat, mencapai 86 persen.
Dinas Kesehatan Kota Bandung mencatat BOR naik dari 81 persen menjadi 86 persen pada Jumat (11/6/2021). Angka ini diprediksi akan bertambah seiring dengan tren kenaikan kasus COVID-19 di Kota Bandung.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara mengatakan sebanyak 1.452 dari total 1.685 tempat tidur di ruang isolasi rumah sakit yang tersedia di Kota Bandung sudah terisi.
"Sekarang masih tersedia 233 tempat tidur," kata Ahyani di Bandung, Sabtu (12/6/2021).
Menurut Ahyani, 40 persen dari pasien COVID-19 yang menggunakan ruang isolasi rumah sakit berasal dari luar Kota Bandung.
Di Kota Bandung terdapat 29 fasilitas kesehatan yang menyediakan ruang isolasi pasien COVID-19. Menurut Ahyani, sebagian di antaranya menjadi tujuan rujukan pasien dari luar Kota Bandung.
Ahyani mengatakan sejumlah fasilitas kesehatan sudah menambah tempat tidur di ruang isolasi untuk menghadapi kemungkinan terjadi peningkatan kasus COVID-19.
Dia mengatakan, jumlah tempat tidur di ruang isolasi untuk pasien COVID-19 di Kota Bandung yang pada awal Januari 2021 sekitar 1.300 sudah bertambah menjadi 1.600 lebih.
Ahyani mengimbau warga tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan agar risiko penularan COVID-19 bisa ditekan. "Karena itu benteng pertama, jadi masyarakat harus menerapkan protokol kesehatan," katanya.
Sementara itu, rata-rata keterisian rumah sakit rujukan COVID-19 di Jawa Barat mencapai 68 persen. Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil usai meninjau RSUP Hasan Sadikin dan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung, Sabtu (12/6/2021) malam.
"BOR (Bed Occupancy Rate) di Kota Bandung sangat tinggi. Karena 50 persen pasien-pasien dari luar Kota Bandung memilih untuk mendapatkan perawatan COVID-19 di Kota Bandung," kata pria yang akrab disapa Kang Emil dalam keterangan tertulis.
Kang Emil mengklaim Pemprov Jabar sudah menyiapkan antisipasi peningkatan kasus COVID-19 di wilayahnya. Selain menambah kapasitas rumah sakit untuk pasien COVID-19, pusat-pusat isolasi non-rumah sakit bagi pasien tanpa gejala akan ditambah.
"Pertama menaikkan rasio bed untuk COVID-19 menjadi lebih tinggi. Dari rata-rata 20-an persen, ke arah 30-40 persen. Kedua, isolasi-isolasi non-rumah sakit kami siapkan," katanya.
Penulis: Gilang Ramadhan
Editor: Gilang Ramadhan