tirto.id - Kapuspen TNI Mayor Jenderal TNI Achmad Riad mengatakan saat ini mengandalkan teknologi sonar untuk mengidentifikasi keberadaan kapal selam KRI Nanggala-402.
"Untuk saat ini diutamakan kapal-kapal yang memiliki kemampuan membaca sonar, memang tidak semua kapal yang memiliki kemampuan membaca sonar, kapal-kapal yang ini diharapkan dari data awal akan digelar, yang jelas digelar di wilayah-wilayah tersebut," kata Achmad Riad, Jumat (23/4).
Sistem sonar bekerja untuk menangkap pergerakan di bawah laut dengan memanfaatkan gelombang akustik yang timbul dari benda di bawah air. Untuk kapal selam, suara yang ditimbulkan bisa dari baling-baling atau pergerakan kapal.
Riad menambahkan KRI Rimau dan KRI lain telah dilengkapi teknologi sonar yang bisa mendeteksi benda di bawah air. KRI Riamu sudah melaporkan ada titik benda dengan gelombang magnet tinggi. Lokasi itu akan ditindaklanjuti untuk pencarian.
Saat ini KRI Rigel-933 sudah berada di lokasi pencarian akan membantu identifikasi. KRI Rigel punya teknologi canggih untuk memetakan benda di bawah laut. Selaian sonar, KRI Rigel punya remote operated vehicle (ROV) yang bias diturunkan ke dalam air untuk cari benda. KRI Rigel juga berpengalaman dalam operasi pencarian, salah satunya pesawat jatuh seperti Lion Air pada 2018 silam.
"Dari penyisirian secara luas, bisa saja arus bawah laut membawa semuanya. Karena dari pencarian kemarin ini ada KRI Rimau dan nantinya akan diperkuat dengan KRI-KRI lain yang memang bisa mendeteksi dari mana titiknya. Dan memang kapalnya kan sudah diam tidak ada suara dan hanya sonar yang bisa menangkap," ujarnya.
Editor: Zakki Amali