tirto.id - Tata cara memberikan zakat fitrah merupakan bagian penting dalam menunaikan ibadah ini. Pasalnya, jika seorang muslim tidak mengetahui tata caranya, ditakutkan justru zakat fitrah menjadi kurang afdal pelaksanaanya.
Zakat fitrah secara istilah merupakan zakat wajib bagi umat Islam, baik lelaki, perempuan, dewasa, maupun anak anak yang dibayarkan pada bulan Ramadan hingga sebelum dilaksanaknnya salat Idulfitri dalam bentuk makanan pokok sebanyak 1 sha’ (2,5 kilogram).
Beberapa kriteria yang menyebabkan seorang muslim dikenai kewajiban membayar zakat meliputi orang-orang yang mempunyai kelebihan makanan pada malam dan siang hari raya Idulfitri, menemui hari-hari bulan puasa dan awal jatuhnya 1 Syawal.
Allah SWT mewajibkan umat Islam untuk mengeluarkan zakat fitrah sebagimana dikatakan dalam firmannya Surah At-Taubah ayat 103 berikut:
“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui,” (QS. At Taubah [9]:103)
Di samping sebagai kewajiban, zakat fitrah juga memiliki keutamaan bagi seorang muslim. Pertama, sebagai pembersih diri dari dosa-dosa manusia sepanjang Ramadan dan penyempurna puasa (amalan hablum minallah).
Kedua, zakat fitrah merupakan hablum minannas, yakni rezeki bagi penerimannya, sehingga kebutuhan mereka dapat tercukupi selama hari raya Idulfitri.
Tata Cara Memberikan Zakat Fitrah
Salah satu hal penting yang sebaiknya diketahui oleh seorang muslim yang akan berzakat fitrah adalah tata cara memberikannya.
Dikutip dari bukuFikih oleh Kemenag (2014:11-12), berikut ini tata cara memberikan zakat fitrah.
1. Kita memiliki makanan pokok (seperti beras, sagu, jagung, dan lain-lain) yang terbaik, minimal sama dengan yang biasa kita makan setiap harinya.
2. Kita takar sesuai dengan ketentuan yang ada, yaitu bila menggunakan literan, maka gunakan unsuran yang standar, tidak terlalu kecil dan dilebihkan dari 3 liter.
Bila menggunakan timbangan, pastikan tepat dan tidak kurang, 2,5 kilogram beras.
3. Bagi yang mengeluarkan zakat boleh berdoa dengan niat berikut:
نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكاَةَ اْلفطر عَنْ نَفْسِيْ فَرْضًالِلهِ تَعَالَى
Bacaan latinnya: Nawaitu an ukhrija zakaatal fitri 'an nafsii fadhan lillahi ta'aala
Artinya: “Saya niat mengeluarkan zakat fitrah dari diriku sendiri fardu karena Allah Ta’ala”
4. Makanan pokok (beras) kita berikan langsung kepada yang berhak (8 golongan penerima) atau diserahkan kepada panitia, baik di masjid, musala, atau tempat lainnya.
5. Kita serahkan tepat waktu sesuai dengan permintaan panitia, atau dibagikan sendiri. Waktu terakhir pemberian zakat fitrah kepada yang berhak adalah sebelum menyelenggarakan salat idulfitri.
6. Panitia menerima zakat dengan berdoa sebagai berikut:
أجَرَكَ اللهُ فِيْمَا أَعْطَيْتَ, وَبَارَكَ لَكَ فِيْمَا أَبْقَيْتَ, وَاجْعَلْهُ لَكَ طَهُوْرًا
Bacaan latinnya: Ajarokallahu fiimaa a'athoita wa baaraka laka fiimaa abkoita waj'alhu laka thohuuro
Artinya: “Mudah-mudahan Allah memberi pahala atas apa yang engkau berikan, memberikan berkah atas apa yang masih ada di tanganmu dan menjadikannya sebagai pembersih bagimu.”
7. Panitia bertanggung jawab membagikan kepada yang berhak menerimanya.
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Maria Ulfa