tirto.id - Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda menuturkan, visi misi pasangan capres-cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Imin) dalam menekan utang negara mencapai 30 persen di 2029 terlalu ambisius. Sebab, pengelolaan APBN negara yang masih bersifat kebijakan fiskal ekspansif.
"Saya rasa share utang ke PDB menuju 30 persen masih dirasa ambisius mengingat rezim pengelolaan APBN kita yang masih kebijakan fiskal ekspansif," ucap Huda saat dihubungi Tirto, Jakarta, Kamis (26/10/2023).
Huda menambahkan, kebijakan fiskal ekspansi karena pengeluaran pemerintah masih terbilang lebih banyak ketimbang pajak yang dikumpulkan dari masyarakat.
Huda mengatakan, hal yang perlu difokuskan adalah pengelolaan utang prudent atau bijaksana. Selain itu perlu juga pengukuran dari kemampuan pembayaran utang dan sebagainya.
"Maka yang bisa dikedepankan adalah pengelolaan utang yang prudent. Diukur juga dari kemampuan pembayaran utang dan sebagainya. Target dari AMIN saya rasa terlalu ambisius," ucap Huda.
Rasio utang pemerintah terhadap PDB, dalam 5 tahun terakhir berada di angka 30,6 persen (2019), 39,8 persen (2020), 41,2 persen (2021), 40,9 persen (2022), dan 38,1 persen (2023). Rasio utang meningkat tajam ketika Indonesia dalam masa penanganan COVID-19.
Mengutip laman Kemenkeu, utang yang dilakukan pemerintah dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan yang sifatnya produktif dan investasi dalam jangka panjang seperti membangun infrastruktur, membiayai pendidikan dan kesehatan yang dalam jangka panjang akan menghasilkan dampak berlipat untuk generasi mendatang.
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Anggun P Situmorang