Menuju konten utama

Tanggapan PSSI atas Meninggalnya Suporter Persita di Liga 2

Meninggalnya suporter Persita, Banu, diduga akibat kericuhan antarpendukung di pertandingan lawan PSMS Medan akan diselidiki oleh PSSI.

Tanggapan PSSI atas Meninggalnya Suporter Persita di Liga 2
Ilustrasi. Siluet sejumlah pengurus mengikuti pelantikan dan pengukuhan pengurus PSSI masa bakti 2016-2020 di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (27/1). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

tirto.id - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) berjanji akan menyelidiki lebih lanjut kasus tewasnya suporter Persita Tangerang diduga akibat terlibat keributan dengan pendukung PSMS Medan dalam laga Liga 2 yang digelar di Stadion Mini Persikabo, Bogor, Rabu (11/10/2017).

"PSSI akan mendalami kasus yang sangat serius ini. Komisi Disiplin segera bersidang untuk membuat keputusan yang tepat terkait peristiwa itu," ujar Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono di Jakarta, Kamis (12/10/2017), seperti diberitakan Antara.

Menurut Joko, peristiwa kerusuhan antarsuporter, apalagi menimbulkan korban jiwa, harus segera dihentikan.

PSSI pun meminta semua pihak yang berkompetisi di seluruh liga di bawah PSSI untuk menahan diri supaya terhindar dari tindakan-tindakan kekerasan.

"Sisa pertandingan liga harus dijaga agar berjalan lebih baik," kata Joko.

PSSI pun mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya Banu. Sebagai bentuk duka cita, Joko Driyono pun akan melayat langsung ke rumah duka.

"Kami sampaikan rasa duka yang mendalam untuk keluarga korban. Kami sangat prihatin dengan kejadian ini," tutur Joko.

Adapun kabar meninggalnya suporter Persita Tangerang bernama Banu diumumkan melalui laman media sosial resmi Persita Tangerang pada hari ini, Kamis (12/10/2017) sore.

Dalam keterangannya, Persita berharap pihak berwenang mengusut tuntas kejadian itu dan berharap tidak ada lagi suporter di Indonesia yang meninggal karena kerusuhan dalam sepak bola.

"Kami meminta semua untuk tenang dan tidak terprovokasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Persita harus tetap kompak dan mendoakan yang terbaik untuk para korban insiden kemarin," tulis Persita di pernyataan resminya.

Kekerasan yang Terus Berulang

Kasus meninggalnya suporter Persita Tangerang menambah jumlah kematian suporter di Indonesia sepanjang tahun 2017.

Sebelumnya ada Ricko Andrean Maulana, pendukung Persib Bandung yang tewas pada Juli 2017 setelah dikeroyok oleh sesama Bobotoh yang mengira Ricko adalah pendukung Persija Jakarta.

Ricko meninggal dunia pada Kamis, 27 Juli 2017, lima hari setelah dirinya babak belur dihajar oleh para tersangka, yang sudah ditangkap polisi, usai pertandingan Persib versus Persija Jakarta dalam lanjutan Go-Jek Traveloka Liga 1 yang digelar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Sabtu (22/7/2017).

Komisi Disiplin PSSI pun menjatuhkan hukuman denda Rp130 juta untuk panitia pelaksana pertandingan Persib Bandung akibat peristiwa itu dan melarang suporter Persib memasuki stadion sebanyak lima kali.

Selain dua kasus di atas, peristiwa lain yang menarik perhatian adalah tewasnya pendukung tim nasional Indonesia bernama Catur Yuliantono akibat terkena kembang api suar usai pertandingan timnas Indonesia versus Fiji pada Sabtu (2/9) di Stadion Patriot Candrabaga, Bekasi.

Tersangka pelontar kembang api tersebut sudah ditahan oleh pihak kepolisian.

Baca juga artikel terkait KERUSUHAN SUPORTER atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Hukum
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri