Menuju konten utama

Tanda-tanda Siap Nikah Menurut BKKBN, Apakah Termasuk Anda?

Tanda Anda sudah siap nikah menurut BKKBN di antaranya siap secara fisik, mental hingga finansial.

Tanda-tanda Siap Nikah Menurut BKKBN, Apakah Termasuk Anda?
Ilustrasi Akad Nikah. foto/Istockphoto

tirto.id - Pertanyaan "kapan nikah" atau "kapan kawin" acapkali membuat orang tak nyaman bahkan stres. Padahal menikah adalah pilihan setiap individu yang tak bisa dipaksakan oleh orang lain.

Selain itu, sebelum memutuskan untuk menikah, kita juga harus mengetahui apakah kita sudah siap untuk menikah atau belum. Sebab, pernikahan tak hanya soal cinta dan umur tetapi juga butuh kesiapan segara fisik hingga finansial.

Lantas apa saja tanda Anda sudah siap untuk menikah atau belum? Berikut beberapa tanda Anda sudah siap nikah seperti dilansir dari laman resmi Siap Nikah milik Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

1. Pastikan usia Anda sudah memenuhi syarat untuk menikah

Menurut Undang-Undang Nomer 1 Tahun 1974 salah satu syarat menikah adalah mempelai berusia di atas 21 tahun. Guna melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai umur 21 tahun harus mendapat izin kedua orang tua.

Mengapa 21 tahun? Sebab, pernikahan tak hanya soal cinta. Jika Anda sudah berusia lebih dari 21 tahun, tubuh Anda sudah berhenti tumbuh dan menjadi dewasa. Hormon dalam tubuh juga sudah stabil. Sehingga siap untuk bereproduksi. Selain itu, kematangan secara emosi dan kemampuan bekerja sudah siap untuk menopang rumah tangga.

2. Siap secara fisik

Cobalah untuk mengenali tubuh Anda, kesehatan tubuh menjadi penting ketika Anda memutuskan untuk menikah. Apakah Anda memiliki riwayat penyakit seperti darah rendah, darah tinggi, hepatitis, dan penyakit kelamin? Jika ada bukan berarti Anda belum siap nikah, tetapi Anda harus jujur dengan pasangan dan melakukan pengobatan dengan benar.

Menikah bukan hanya berarti siap melakukan hubungan seksual. Sebab, sehat jasmani juga penting supaya Anda siap jika memilih bekerja dan menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga maupun diri Anda sendiri.

Selain itu, kesehatan fisik juga penting untuk menunjang aktivitas dalam rumah tangga, apalagi jika Anda memutuskan sebagai ibu pekerja maupun ibu rumah tangga yang keduanya tentu memerlukan kesehatan fisik yang optimal.

3. Siap secara mental

Selain siap secara fisik, saat memutuskan untuk menikah juga tentu harus siap secara mental. Sebab, menikah tidaklah selalu indah seperti masa pacaran. Kalau Anda mampu menjadi pendengar yang baik pada saat orang atau pasangan Anda bercerita/curhat, berbicara jujur meskipun yang dibicarakan menyakitkan, siap menghadapi kekurangan pasangan yang tidak sesuai hingga siap menjalani kehidupan keluarga yang tidak sesuai harapan berarti Anda sudah siap nikah.

Sehat mental akan memudahkan Anda berdiskusi dengan pasangan untuk perencanaan keluarga. Selain itu, ciri Anda sudah siap secara mental untuk menikah adalah saat Anda tidak lagi mudah marah atau berteriak jika Anda merasa kesal dengan beban pekerjaan. Tidak mudah tersinggung jika ada ucapan yang tidak berkenan di hati.

Mampu menyelesaikan masalah secara cepat dan tepat. Mudah menyesuaikan dengan berbagai kondisi lingkungan dan pertemanan. Dapat bergaul dengan teman-teman pasangan hingga bisa berpartisipasi dalam kegiatan organisasi dan kemasyarakatan.

4. Siap secara finansial

Menikah memang butuh cinta tapi cinta tanpa finansial juga bisa menjadi petaka dikemudian hari. Artinya, siap finansial bukan berarti Anda harus memiliki banyak tabungan, meskipun jika memang memiliki banyak tabungan akan lebih baik.

Siap finansial artinya, Anda sudah memiliki pendapatan tetap sehingga mandiri dalam hal keuangan. Jangan sampai sudah menikah Anda justru masih terus membebani orang tua atau anggota keluarga lain. Sebab, keluarga pasti akan mendukung dan memberi jika Anda kekurangan.

Namun, tidakkah Anda malu pada pasangan jika itu terus terjadi? Intinya, selama Anda sudah memiliki sumber pendapatan tetap Anda sudah siap menikah. Pilihan untuk menunda sampai dengan Anda memiliki tabungan yang cukup kembali pada keputusan Anda dan pasangan.

5. Siap menjadi orangtua

Memiliki anak atau tidak memang pilihan dan keputusan setiap individu bersama pasangannya. Namun, saat Anda sudah memutuskan untuk memiliki anak maka Anda harus siap dengan segala konsekuensinya. Artinya, Anda harus siap untuk memenuhi kebutuhan anak, tak hanya soal materi, tetapi juga emosional atau kasih sayang, pendidikan hingga kesehatan yang layak untuk buah hati Anda.

Selain itu, saat Anda memutuskan untuk menikah, Anda juga harus paham dengan konsekuensi proses reproduksi.

Kalau Anda mampu mengatur waktu dalam kehidupan sehari-hari, mengetahui cara perawatan kesehatan reproduksi, mengetahui alat-alat kontrasepsi untuk pengaturan jarak kelahiran, mengetahui peran dan tanggungjawab sebagai isteri atau suami artinya Anda memang sudah siap menikah.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya