tirto.id - Tanggal 29 Februari 2024 merupakan hari kabisat yang terjadi setiap 4 tahun sekali. Di tahun kabisat, jumlah bulan Februari adalah 29 hari bukan 28 hari.
Kabisat berasal dari kata Kabisah. Dalam bahasa Arab, artinya adalah melompat. Sedangkan tahun kabisat bahasa Inggris disebut sebagai leap year, yang juga berarti lompatan.
Bumi sebenarnya memerlukan waktu 365,242190 hari untuk mengelilingi matahari, bukan tepat 365 hari. Jika dihitung lebih detail, revolusi bumi membutuhkan waktu 365 hari, 5 jam, 48 menit, dan 56 detik. Kelebihan waktu ini mungkin tampak kecil, tetapi jika diabaikan, akan berdampak pada sistem penanggalan.
Untuk menyelaraskan kalender dengan siklus bumi yang sebenarnya, ditambahkan satu hari ekstra di bulan Februari setiap 4 tahun sekali.
Kelebihan 1 hari ini disisipkan pada bulan Februari, yang sebelumnya hanya memiliki 28 hari. Inilah mengapa setiap empat tahun, Februari memiliki 29 hari dan tahun tersebut disebut sebagai tahun kabisat.
Berikut adalah ringkasan cara menentukan apakah suatu tahun termasuk tahun kabisat:
- Jika angka tahun habis dibagi 400, maka tahun tersebut pasti merupakan tahun kabisat.
- Jika angka tahun tidak habis dibagi 400 tetapi habis dibagi 100, maka tahun tersebut bukan merupakan tahun kabisat.
- Jika angka tahun tidak habis dibagi 400, tidak habis dibagi 100, tetapi habis dibagi 4, maka tahun tersebut merupakan tahun kabisat.
- Jika angka tahun tidak habis dibagi 400, tidak habis dibagi 100, dan tidak habis dibagi 4, maka tahun tersebut bukan merupakan tahun kabisat.
Sejarah Tahun Kabisat
Konon, tahun kabisat pertama kali diperkenalkan oleh Julius Caesar, seorang pemimpin Romawi, sekitar setahun sebelum Masehi. Astronom yang berperan dalam perhitungan ini adalah Sosigenes Alexandria.
Sosigenes menghitung bahwa bumi memerlukan waktu selama 365 hari, 5 jam, 48 menit, dan 5 detik untuk mengelilingi matahari sesuai dengan orbitnya.
Bangsa Romawi kemudian menerapkan bulan kabisat, yang juga dikenal sebagai Macedonius, untuk membedakan sistem penanggalan dengan peristiwa astronomi. Pada awalnya, kalender Romawi terdiri dari 11 bulan, ditambah dengan periode musim dingin.
Namun, panjangnya musim dingin menyebabkan kalender Romawi tidak sesuai dengan peristiwa astronomi. Oleh karena itu, kalender Romawi mengalami perubahan dengan menambahkan bulan Januari dan Februari.
Untuk menyelaraskan kalender dengan tahun matahari, 1 hari tambahan ditambahkan pada bulan Februari setiap 4 tahun sekali. Akibatnya, 29 Februari dikenal sebagai hari kabisat.
Daftar Tahun Kabisat dan Berapa Kali Sekali Tahun Kabisat?
Tahun kabisat terjadi empat tahun sekali. Contohnya tahun 2000, 2004, 2008, dan seterusnya. Namun ada kalanya jarak tahun kabisat satu ke tahun kabisat sebelumnya memiliki jeda 8 tahun.
Sebagai contoh tahun 1896 termasuk tahun kabisat, sedangkan tahun 1900 tidak termasuk tahun kabisat. Hal tersebut dikarenakan tahun 1900 habis dibagi 4 dan 100, tetapi tidak habis dibagi 400.
Berikut adalah daftar tahun kabisat dalam beberapa dekade terakhir:
- 2020
- 2024
- 2028
- 2032
- 2036
- 2040
- 2044
- 2048
- 2052
- 2056
Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Dipna Videlia Putsanra