Menuju konten utama

Tahapan Rembuk Stunting Desa, Pengertian dan Contoh Materinya

Berikut ini informasi tentang tahapan rembuk stunting desa, pengertian dan contoh materinya.

Tahapan Rembuk Stunting Desa, Pengertian dan Contoh Materinya
Petugas kesehatan menimbang berat badan anak di Posyandu Mayang, Kelurahan Mrican, Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (5/8/2022). Jadwal runting penimbangan anak dilakukan sebagai langkah pencegahan stunting pada anak. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/rwa.

tirto.id - Rembuk stunting biasanya diselenggarakan sebelum musyawarah Desa untuk penyusunan perencanaan pembangunan Desa tahun berikutnya.

Berdasarkan Buku Panduan Fasilitasi Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa, rembuk stunting ini berfungsi sebagai forum musyawarah antara masyarakat Desa dengan pemerintah Desa dan BPD untuk membahas pencegahan dan penanganan masalah kesehatan di Desa khususnya stunting dengan mendayagunakan sumber daya pembangunan yang ada di Desa.

Dalam kegiatan rembuk stunting di Desa, warga masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi aktif.

Oleh karena itu, sebelum diselenggarakan kegiatan dimaksud harus dilakukan penyebaran informasi atau publikasi tentang hasil diskusi kelompok terarah di Rumah Desa Sehat (RDS).

Terdapat dua kegiatan utama yang ada dalam rembuk stunting di Desa, yang meliputi:

  1. Pembahasan usulan program/kegiatan intervensi gizi spesifik dan sensitif yang disusun dalam diskusi kelompok terarah di RDS dan MAD; dan
  2. Pembahasan dan penyepakatan prioritas usulan program/kegiatan intervensi gizi spesifik dan sensitif. Kesepakatan hasil rembuk stunting di Desa dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangani oleh perwakilan RDS, masyarakat Desa, dan pemerintah Desa.
Berikut ini adalah contoh materi rembuk stunting di Desa yang bisa menjadi acuan untuk menyelenggarakan rembuk stunting.

Contoh Materi Rembuk Stunting di Desa (PDF)

Apa Itu Stunting pada Anak?

Stunting adalah masalah kegagalan pertumbuhan akibat nutrisi yang tidak cukup atau kurang pada anak.

Periode krusial pemenuhan nutrisi pada anak dimulai dari masa kehamilan sampai anak usia 24 bulan.

Setelah anak berusia lebih dari dua tahun, kondisi stunting mulai terlihat. Stunting akan memberikan efek jangka panjang hingga anak dewasa dan lanjut usia.

Dampak stunting adalah pertumbuhan otak dan organ lain pada anak akan terganggu, sehingga anak lebih rentan kena diabetes, hipertensi, dan gangguan jantung.

Dilansir dari laman P2PTM Kemenkes RI, ciri utama stunting adalah tinggi badan anak yang lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Meskipun demikian, kondisi tubuh anak yang pendek ini seringkali disalah artikan oleh para orang tua sebagai faktor keturunan (genetik).

Oleh karena itu, masyarakat banyak menganggap perkara ini remeh dan tidak ada pencegahan maupun penanganan lebih lanjut. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah stunting seperti:

  • Periksa kehamilan secara teratur;
  • Menghindari asap rokok dan penuhi nutrisi (zat besi, folat, yodium) selama masa kehamilan;
  • Beri ASI eksklusif sampai anak berusia 6 bulan;
  • Cek tumbuh kembang anak secara rutin, terutama di 6 tahun pertama;
  • Teratur ikut program imunisasi.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dhita Koesno