Menuju konten utama

Penyebab Stunting, Gejala, dan Anggaran Penanganan di Indonesia

Apa penyebab stunting, gejala, dan anggaran penanganan di Indonesia.

Penyebab Stunting, Gejala, dan Anggaran Penanganan di Indonesia
Kader Posyandu mengukur lingkar kepala anak saat kegiatan Bulan Vitamin A dan Penimbangan Serentak di Posyandu Kelurahan Pajang, Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Kamis (9/2/2023). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/foc.

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) singgung banyaknya anggaran pemerintah yang tidak disalurkan sesuai peruntukannya, termasuk anggaran dana yang digunakan untuk penurunan angka stunting yang mencapai Rp10 miliar. Apa itu stunting, gejala dan penyebabnya?

Stunting adalah salah satu gangguan kesehatan yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.

Di Indonesia, penyakit stunting masih menjadi masalah besar sehingga pemerintah mengupayakan menurunkan angka stunting dengan menyediakan anggaran dana yang diperuntukkan khusus.

Sayangnya, anggaran dana stunting yang disebut-sebut telah dianggarkan mencapai Rp10 miliar itu, kurang berjalan baik atau tidak disalurkan sesuai peruntukannya, sehingga Presiden Jokowi merasa geram.

Presiden Jokowi pada saat Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2023 di Jakarta pada Rabu, 14 Juni 2023, menyoroti banyaknya alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang tidak tepat guna atau bahkan tidak tersalurkan.

Jokowi menyinggung juga bahwa ada daerah yang sampai menganggarkan dana untuk penanganan stunting sebesar Rp10 miliar, hanya saja kebanyakan dari anggaran tersebut malah digunakan untuk rapat dan perjalanan dinas, bukan seharusnya digunakan untuk penanganan stunting.

Menurut orang nomor satu RI ini, seharusnya anggaran penanganan stunting lebih banyak dialokasikan untuk pembelian telur, susu, ikan, daging, sayuran, dan lainnya dalam rangka program pengupayaan angka stunting di Indonesia.

“Kapan stuntingnya akan selesai kalau caranya seperti ini? Ini yang harus diubah semuanya. Kalau 10 miliar itu anggarannya, mestinya yang untuk lain-lainnya itu 2 miliar, yang 8 miliar itu ya untuk langsung telur, ikan, daging, sayur, berikan ke yang stunting,” tegas Jokowi dalam rapat.

Atas dasar kurangnya pengalokasian anggaran dana sesuai peruntukannya terutama anggaran untuk stunting, Presiden Jokowi berpesan agar Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) ikut terjun guna mengawasi pengalokasian dana agar sesuai ketetapan dan sesuai tujuan serta lebih tepat sampai langsung ke masyarakat, bukan untuk rapat maupun perjalanan dinas.

Beranjak dari singgungan Presiden Jokowi terkait adanya anggaran dana untuk penurunan stunting di suatu daerah, lantas apa itu stunting? Apakah sangat berbahaya bagi kesehatan dan dampaknya?

Apa Itu Stunting, Dampak dan Penyebabnya

Melansir yankes.kemkes.go.id, stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak karena kekurangan gizi dan infeksi yang berulang. Penyakit stunting biasanya ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.

Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), stunting disebut juga sebagai penyakit pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang/tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan yang terjadi dikarenakan irreversibel akibat asupan nutrisi yang kurang.

Dampak dari stunting bagi anak-anak yakni tinggi tubuhnya akan berada di bawah rata-rata hingga mengalami gangguan tumbuh kembang dan kesehatan, serta berpengaruh pada tingkat intelegensi yang kurang optimal.

Jika anak pengidap stunting dibiarkan hingga dewasa, maka berpotensi akan memicu gangguan kesehatan lainnya seperti memicu diabetes, obesitas, stroke, penyakit jantung, dan lainnya.

Selain berdampak pada kesehatan, stunting juga disebut-sebut memiliki dampak signifikan bagi perekonomian, terutama bagi kalangan menengah ke bawah.

Penyakit stunting memang kerap menghantui kalangan masyarakat menengah ke bawah, terutama dalam hal pemenuhan gizi dan nutrisi yang baik untuk perkembangan anak. Namun hal tersebut bisa jadi tidak terpenuhi akibat faktor ekonomi dan terindikasi akan terus berlanjut jika pemerintah tidak ikut terlibat untuk membantu penanganan maupun penurunan angka stuntingnya.

Perlu diketahui, penyebab stunting tidak hanya berasal dari kekurangan gizi dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh, melainkan terdapat faktor lainnya seperti faktor kemiskinan, pendidikan dan pengetahuan yang rendah, penelantaran, pengaruh budaya, hingga ketersediaan bahan makanan di wilayah tertentu.

Cara Mencegah Stunting

Untuk mencegah stunting, masyarakat dapat melakukan skrining dalam tiga fase, yakni pada saat masa kehamilan, balita, dan remaja.

Ketika memasuki masa kehamilan, maka ibu hamil dianjurkan untuk senantiasa memeriksakan kondisi kehamilannya secara berkala ke dokter. Selain itu, ibu hamil juga disarankan untuk memenuhi asupan nutrisi dan gizi yang baik untuk kehamilan.

Sementara bagi balita agar tidak terkena stunting maka harus diberikan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) atau menjalankan ASI Eksklusif guna menyeimbangkan nutrisi dan gizi yang seimbang. Selain itu, balita juga disarankan untuk menjalani imunisasi agar terlindung dari berbagai penyakit.

Namun, ketika seorang remaja terindikasi terkena stunting, maka disarankan untuk memeriksakan ke dokter guna menjalani skrining anemia dan pemberian konsumsi tablet tambah darah.

Diantara berbagai cara untuk mencegah stunting itu, salah satu hal yang paling penting yakni menjaga pola hidup bersih dan sehat.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Imanudin Abdurohman

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Imanudin Abdurohman
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Dipna Videlia Putsanra