Menuju konten utama

Sweeping di Sukabumi Ricuh, FPI Klaim Demi Kepentingan Ibadah

Kunjungan FPI ke pabrik PT Kenlee Herman berakhir ricuh karena pihak perusahaan menolak tuntutan FPI.

Sweeping di Sukabumi Ricuh, FPI Klaim Demi Kepentingan Ibadah
Sekjen DPD FPI Jakarta Novel Bamukmin berorasi saat melakukan aksi di depan kantor Facebook, Jakarta, Jumat (12/1/2018). tirto.id/Andrey Gromico.

tirto.id - Kunjungan Front Pembela Islam (FPI) ke PT Kenlee Herman di Parungkuda, Kabupaten Sukabumi pada hari Senin (21/5/2018) berujung ricuh.

FPI mengklaim, kunjungan ke pabrik garmen tersebut bertujuan untuk memastikan para pekerja tetap bisa melakukan ibadah di bulan puasa ini.

Hal ini dikatakan Novel ketika dihubungi Tirto, Rabu (23/5/2018). Novel menegaskan, kunjungan ini demi memuliakan ibadah menjelang bulan Ramadan. Ia mengatakan, FPI tak ingin ada gangguan terhadap ibadah umat Islam dengan jam kerja yang berlebihan.

“Ini sebagai wujud memuliakan Ramadan yang karyawan-karyawan di Sukabumi. Ini agar mereka bisa beribadah dengan hikmat, yaitu berbuka cukup waktu dan mereka bisa tarawih juga,” kata Novel.

Novel juga mengaku, tuntutan FPI agar pekerja bisa pulang pada pukul 15.00 WIB masuk akal. Bila selesai pukul 15.00 WIB, maka pekerja bisa menjalankan salat terlebih dahulu dan pulang ke rumah masing-masing untuk berbuka bersama keluarga.

“Ini agar bisa menghindari situasi jalan yang padat ketika maghrib agar tidak mengganggu aktivitas umat Islam yang bersiap-siap berbuka puasa,” ujarnya lagi.

Namun, perusahaan menolak untuk mengabulkan tuntutan FPI. Perusahaan tersebut tetap menjalankan jam kerja perusahaan dengan berpatok pada aturan daerah.

Berdasarkan surat edaran Bupati Sukabumi Nomor 560/3160/Disnakertrans, jam kerja karyawan selama bulan Ramadan selesai pada pukul 16.30 WIB.

Karena kedua pihak tidak ada yang mau mengalah, bentrokan terjadi antara massa FPI dan pihak perusahaan. Setidaknya dua orang yang ada di lokasi menjadi korban pemukulan.

Baca juga artikel terkait RAMADAN 2018 atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Yandri Daniel Damaledo