tirto.id - Temuan terbaru Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA terkait Pilkada DKI Jakarta menempatkan calon gubernur nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di urutan paling buncit soal isu menjaga keberagaman. Menurut survei LSI, ada tiga alasan utama Ahok dianggap paling tidak mampu menjaga keberagaman.
Pertama Ahok yang kini menjadi terdakwa penista agama justru dianggap bagian dari problem bukan bagian dari solusi.
Kedua, Ahok juga kurang berempati dengan agama masyarakat. Bahkan bukan hanya penganut agama Islam, penganut agama Kristen banyak pula yang menunjukkan kasus Ahok tidak berempati dengan persepsi orang Kristen terhadap agamanya.
Ketiga, Gaya bicara Ahok yang kurang diplomatis dinilai akan sering kontroversial jika ia bicara soal agama.
Sebesar 61,1 persen responden berpandangan pro-kontra kasus Ahok yang dituduh menista agama selama empat bulan terakhir mengganggu suasana Jakarta yang beragam. “Padahal 96,1 persen menganggap keberagaman kota Jakarta isu penting dan sangat penting," ungkap peneliti Ardian Sopa di Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (24/1/2017).
“Ahok paling tidak diuntungkan dengan menaiknya sentimen agama dalam Pilkada Jakarta. Ahok berasal dari minoritas, dan sekitar 85 persen pemilih Jakarta merupakan pemilih beragama Islam,” katanya.
Dari pemilih beragama Islam yang ada, sebesar 65,7 persen pemilih Muslim Jakarta meyakini Ahok menista agama. “Polarisasi agama, prefensi yang berbeda antara mayoritas dan minoritas menentukan bulat dan lonjong pilkada Jakarta,” ujar Ardian.
Pada 5-11 Januari LSI Denny JA melakukan survei dengan menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error 3,4 persen. Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan jumlah responden 880 orang.
Dalam isu mejaga keberagaman Jakarta, Agus mendapatkan kepercayaan responden 30,5 persen, Basuki Tjahaja Purnama 15,2 persen, Anies 24,5 persen dan 29,8 persen yang menjawab tidak tahu.
Penulis: Rheza Alfian
Editor: Jay Akbar