tirto.id - Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yudha menilai tantangan terberat bagi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan-Sandiaga Uno ada di tahun pertama pemerintahannya.
Pemenang Pilkada DKI 2017 itu tak hanya harus merealisasikan janji kampanye. Menurut dia, Anies-Sandi juga perlu menunjukkan kinerja di tahun pertamanya, dengan hasil minimal, menyamai prestasi pendahulunya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.
Hanta berpendapat tuntutan bagi Anies-Sandi ini tidak mudah sebab pendahulu mereka telah mematok standar tinggi untuk hasil kinerja Pemprov DKI. Padahal, menurut dia, publik akan menilai hasil kerja Anies-Sandi saat setahun pertama pemerintahannya sudah berlangsung.
“Harus diakui, capaian Pak Basuki (Ahok) dan Pak Djarot dengan tingkat kepuasan terhadap pelayanan publik relatif bagus,” kata Hanta di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, pada Senin (16/10/2017).
Selain melanjutkan reformasi penataan birokrasi dan perbaikan pelayanan publik, yang harus dijadikan patokan kinerja, menurut Hanta, Anies-Sandi perlu membangun komunikasi baik dengan DPRD DKI. Mereka perlu kerja keras untuk melakukan pendekatan politik dengan partai-partai seterunya di Pilkada DKI 2017.
“Karena nanti ada APBD 2018 untuk menyukseskan janji-janji politiknya, seperti rumah dengan DP 0 persen dan OK OCE. Sementara Gerindra, PKS, dan PAN kekuatannya (di DPRD) sekitar 26 persen,” kata Hanta.
Hanta meyakini publik di Jakarta kini menanti-nanti realisasi semua janji kampanye Anies-Sandi. Komunikasi yang buruk dengan DPRD DKI bisa membuat realisasi janji-janji kampanye mereka tersendat.
“Setiap keputusan pasti ada risikonya. Setiap program, pasti ada risiko besar. Seperti kampanye tolak reklamasi, tentu ada tantangan yang harus dihadapi,” ujar Hanta.
Tak hanya itu, Anies-Sandiaga juga memiliki pekerjaan besar, yakni merajut kembali persatuan warga DKI Jakarta yang terpecah akibat Pilkada DKI 2017 lalu. Karena itu, Hanta mengingatkan agar pemerintahan Anies-Sandi tak bersikap diskriminatif terhadap warga pendukung Ahok-Djarot.
Meskipun begitu, Hanta optimistis Anies-Sandi sudah mempersiapkan strategi memimpin DKI Jakarta. Optimismenya berdasar pada pengalaman dan jaringan Anies-Sandi sebelum menjadi kepala daerah.
“Pasti Anies-Sandiaga punya kompetensi, jaringan, dan kemampuan. Saya pikir kita harus berikan kesempatan, optimistis Anies-Sandiaga mampu membawa DKI Jakarta ke tempat lebih baik,” ujarnya.
Sementara itu, pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia, Faisal Basri berpendapat tugas berat Anies-Sandi saat ini ialah mendorong kemakmuran di ibu kota merembes ke kawasan sekitarnya.
“Kalau Jakarta maju banget, (yakni) bisa menciptakan lapangan kerja untuk 1 juta orang, 2 juta orang akan datang besoknya,” kata Faisal.
Dia mengimbuhkan, “Akan lebih kecil masalahnya kalau DKI mau sharing prosperity (berbagi kesejahteraan) dengan daerah sekitar. Jakarta termasuk kota paling tamak di dunia. Semua jadi pusat. Pusat pemerintahan, keuangan, kebudayaan, olahraga.”
Faisal mengakui perekonomian DKI Jakarta dalam lima tahun terakhir relatif baik. Hasil ini perlu dilanjutkan oleh Anies-Sandi.
“Pertumbuhan ekonominya selalu di atas nasional. Inflasi juga bisa ditekan. Perusahaan daerah juga mulai jalan. (Bisa mengelola dengan) Cara-cara tidak konvensional,” kata Faisal.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Addi M Idhom