tirto.id - Hasil survei Litbang Kompas menunjukan perbedaan elektabilitas paslon Jokowi-Ma'ruf dengan Prabowo-Sandiaga sebesar 11,8 persen. Hasil ini hampir menyentuh penyusutan selisih angka hingga satu digit.
Meski demikian Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily menyampaikan selisih ini tak akan terkejar dengan mudah oleh Prabowo-Sandiaga. Menurutnya, Prabowo-Sandiaga selama sebulan ini mengalami kenaikan suara yang lambat.
"Selisih 11,8 persen dalam hitungan statistik merupakan angka yang signifikan. Memerlukan effort dan upaya yang luar biasa untuk dapat mengejar selisih itu. Untuk menaikan 1 persen saja, jika mengacu pada tren survei Kompas, memerlukan waktu 1 bulan," kata Ace melalui keterangan tertulisnya, Rabu (20/3/2019).
Jika dilihat dari ekstraplorasi atau prediksi hasil akhir, Ace tetap memandang kemenangan Jokowi-Ma'ruf sudah jelas. Selisihnya bahkan melebar menjadi 13,6 persen.
"Bahkan kalau melihat data ekstrapolasi yang dimunculkan Kompas atau bahasa non statistiknya 'prediksi hasil akhir' angkanya 56,8 persen untuk paslon 01 dan 43,2 persen untuk paslon 02. Jadi selisih hasil akhirnya sekitar 13,6 persen. Ini angka yang cukup besar," tegasnya lagi.
Sedangkan Wakil Sekretaris TKN Raja Juli Antoni juga mengatakan hal yang serupa. Menurut dia, TKN selalu positif dan objektif melihat hasil survei termasuk survei Litbang Kompas. Namun hasil ini masih tetap menunjukan kemenangan bagi paslon nomor urut 01.
"Hasil survei Litbang Kompas memang yang menunjukan selisih antar 01 dan 02 yang paling tipis. SMRC akhir pekan lalu menunjukan selisih yang sangat besar sekitar 25 persen. Namun demikian, selisih sekitar 13 persen dengan margin of errors sekitar 3 persen merupakan selisih yang sangat sulit dikejar Pak Prabowo. Kami sangat optimis menang, tinggal menentukan seberapa tebal kemenangan kami," tegas Toni.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Irwan Syambudi