Menuju konten utama

Survei Indikator Politik: Elektabilitas Jokowi 51,9%, Prabowo 19,2%

Jokowi menempati posisi teratas kandidat capres dengan elektabilitas tertinggi dalam survei Indikator Politik per 31 Maret 2018.

Survei Indikator Politik: Elektabilitas Jokowi 51,9%, Prabowo 19,2%
Presiden Joko Widodo. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

tirto.id - Hasil survei Indikator Politik pada 25-31 Maret 2018 Indonesia menempatkan Joko Widodo (Jokowi) sebagai kandidat capres 2019 dengan elektabilitas tertinggi sebesar 51,9 persen.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi memaparkan angka tersebut didapat dari simulasi semi terbuka dengan pertanyaan "jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan ibu/bapak pilih jadi presiden di antara nama-nama berikut ini?"

Peringkat kedua dalam simulasi ini ditempati Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto dengan 19,2 persen. Disusul Anies Baswedan dengan 2,2 persen, lalu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan 2,0 persen, Gatot Nurmantyo dengan 1,7 persen, Hary Tanoesoedibjo 1,4 persen, Jusuf Kalla 1 persen, dan tokoh-tokoh lainnya dengan angka masih di bawah 1 persen.

"Tapi secara tren antara Prabowo dan Jokowi sama-sama mengalami peningkatan," kata Burhanudin, di Kantor Indikator Politik Indonesia di Cikini V, Jakarta Pusat, Kamis (3/5/2018).

Menurut data Indikator Politik, elektabilitas Jokowi meningkat 4,6 persen dari September 2017. Sementara Prabowo meningkat 0,2 persen dari September 2017.

Dalam simulasi top of mind dengan pertanyaan "Pemilihan presiden akan dilaksanakan 2019. Bila pemilihan presiden diadakan sekarang siapa yang akan bapak/ibu pilih?" Jokowi menempati peringkat teratas dengan elektabilitas 39,9 persen. Di tempat kedua ditempati Prabowo dengan 12,1 persen, disusul Anies Baswedan dengan 0,9 persen pada urutan ketiga.

Sementara Hary Tanoesoedibjo 0,7 persen, TGB M Zainul Majdi 0,7 persen, Gatot Nurmantyo 0,7 persen, dan diikuti sejumlah tokoh lainnya dengan elektabilitas di bawah perolehan tokoh-tokoh tersebut.

Burhanudin menyatakan hasil simulasi top of mind menunjukkan Jokowi belum berada di titik aman, lantaran 41,4 persen responden tidak menjawab atau merahasiakan pilihannya. "Jadi masih sangat besar kemungkinan calon lain mendapat limpahan suara," kata Burhanudin.

Jokowi juga tetap unggul dalam beragam simulasi. Di simulasi 5 nama capres melawan AHY, Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo, dan Prabowo Subianto, mantan Wali Kota Solo tersebut memperoleh elektabilitas 56,5 persen. Sementara secara berurutan, Prabowo mendapat 24,2 persen, Anies mendapat 4,1 persen, Gatot mendapat 2,9 persen, dan AHY mendapat 2,9 persen.

Di simulasi dua nama melawan Anies, Gatot dan Prabowo, petahana tersebut mendapat 57,3 persen. Sementara Prabowo mendapat 25,2 persen, Anies 4,5 persen dan Gatot 3,3 persen.

"Kalau dilihat, suara AHY pindah ke Prabowo dan Anies ketimbang ke Gatot atau Jokowi," kata Burhanudin.

Selanjutnya, di simulasi tiga nama melawan AHY dan Prabowo, Jokowi mendapat 58,9 persen. Sementara Prabowo mendapat 27,5 persen dan AHY mendapat 3,0 persen.

Terakhir, untuk head to head dengan Prabowo, Jokowi mendapatkan 60,6 persen. Sebaliknya, lawannya mendapatkan 29 persen. "Tapi Prabowo ini menarik karena belum pernah kampanye dan masih uzlah di Hambalang selama 3,5 tahun terakhir dan mendapatkan elektabilitas lumayan," kata Burhanudin.

Survei ini melibatkan 1200 responden dengan margin of error sebesar lebih kurang 2,9 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen dengan asumsi simple random sampling. Wawancara dilakukan secara tatap muka.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Agung DH