Menuju konten utama

Survei: Fenomena Digital Amnesia Makin Kerap Ditemukan

Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa saat ini fenomena Digital Amnesia, sebuah fenomena di mana manusia menggantungkan diri pada perangkat digital mereka untuk mengingat kejadian setiap hari, semakin sering terjadi.

Survei: Fenomena Digital Amnesia Makin Kerap Ditemukan
Ilustrasi [Foto/Shutterstock]

tirto.id - Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa saat ini fenomena Digital Amnesia, sebuah fenomena di mana manusia menggantungkan diri pada perangkat digital mereka untuk mengingat kejadian setiap hari, semakin sering terjadi.

Pada 2015, Kaspersky Lab, sebuah perusahaan cyber-security berbasis di Swiss, menemukan bahwa kebanyakan orang sangat bergantung pada smartphone dan bahkan mempercayakan data-data yang paling penting dalam perangkat digital. Jika smartphone mereka hilang, maka kejadian itu menjadi suatu hal yang dianggap gawat bagi mereka.

Hasil penelitian terbaru Kaspersky Lab menunjukkan bahwa 44 persen pekerja kantoran mengaku bahwa mereka membuat catatan secara digital pada saat rapat. Akibatnya, mereka seringkali tidak memahami apa yang sebenarnya dimaksud oleh pembicara yang tergambarkan secara kontekstual, emosional ataupun perilaku terkait dengan apa yang dikatakannya.

Selain itu, survei tersebut juga menyebut 13 persen orang mengaku bahwa jika mereka kehilangan catatan digital mereka, maka mereka akan mengalami kebingungan.

Penelitian Kaspersky Lab juga menemukan bahwa banyak pelaku bisnis profesional yang bersedia untuk tidak mendengarkan secara aktif dalam pertemuan dan menggantinya dengan hal yang lebih mudah seperti mengetik catatan dan memiliki catatan real-time dari rapat atau presentasi.

Sekitar 46 persen dari responden survei percaya bahwa catatan-catatan faktual ini jauh lebih baik dari suara. Kemudian, 67 persen responden juga setuju bahwa catatan digital lebih mudah untuk dicadangkan dan dibagikan daripada mengandalkan memori.

Saat ini, banyak orang sangat bergantung pada catatan yang disimpan dalam "memori eksternal." Sayangnya, hal itu justru memberikan celah yang besar untuk "serangan" digital.

Jika orang-orang jahat sebelumnya hanya "mengamati," menurut Kaspersky Lab, kini mereka sering kali merusak atau menghapus, atau bahkan diam-diam merubah catatan-catatan tersebut.

"Meskipun hal itu mungkin terdengar menakutkan, bukan berarti semua harapan telah hilang bagi kita. Kita hidup di zaman berteknologi maju dan tidak boleh hanya mengandalkan ingatan kita," tulis Kaspersky Lab.

"Pada saat yang sama, kita juga tidak seharusnya mengeksklusifkan diri kita kepada teknologi saja dan sebisa mungkin menemukan keseimbangan antara keduanya," tutupnya. (ANT)

Baca juga artikel terkait CATATAN DIGITAL atau tulisan lainnya

Reporter: Ign. L. Adhi Bhaskara