tirto.id - Pahlawan super itu mengenakan kaus merah ketat dan sabuk bertuliskan "SB". Tak lupa jubah dan celana dalam yang dikenakan di luar berwarna kuning. Topeng luchador (pegulat Meksiko) merah-kuning dikenakan demi menutupi identitas. Ia bernama Super Barrio.
Pada satu kesempatan Super Barrio menceramahi warga barrio 'perkampungan urban' perihal bahaya utang-utang negara dunia ketiga. Fulus dalam jumlah besar yang dipinjamkan Barat (Amerika, Inggris, dsb.) itu tak pernah sampai ke barrio. Dana itu akan dihabiskan diktator di kursi pemerintahan untuk membeli senjata atau jatuh ke tangan golongan kaya untuk diinvestasikan.
Pada kesempatan lain, Super Barrio berdiri di antara para warga dan satgas yang ditugaskan untuk menggusur perkampungan.
Meski kejadian-kejadian itu tergambar dalam Crisis, komik dari Fleetway Publications yang menyasar pembaca dewasa, intelek, dan melek politik, karakter Super Barrio sendiri diangkat dari tokoh nyata: Superbarrio Gómez.
Dia tampil persis seperti digambarkan dalam Crisis, minus sabuk bertuliskan "SB". Logo "SB" tercetak di baju bagian dada sebagaimana "S" dalam superhero fiksi Superman. Tubuh kokoh nan gempalnya memang membuat Superbarrio lebih tampak seperti baru turun dari ring lucha libre atau karnaval, alih-alih wirawan dengan kekuatan super yang kerap digambarkan berpostur ideal.
Dia tidak sekuat Superman, pula tak semakmur dan secanggih Batman maupun Iron Man. Namun, ketika pemerintah atau tuan tanah datang mencekik para warga miskin, Superbarrio akan datang untuk menentang.
Penyambutan kurang hangat pasti muncul dari politikus, pebisnis, atau pihak mana pun yang ketamakannya dilawan Superbarrio. Namun rakyat kecil memandangnya berbeda. Alih-alih mentertawakan penampilannya yang kurang lazim, kebanyakan orang akan bersorak dan segera menghampiri.
Perwakilan Kaum Miskin
Superbarrio muncul dari puing-puing Mexico City kala gempa bumi meruntuhkan kota pada 1985. Saat itu orang-orang miskin berteriak minta tolong untuk membangun kembali rumah mereka yang hancur, sebagian lagi memohon keadilan tatkala tuan tanah bersikeras mengusir mereka--lantaran tanahnya bakal dilego kepada pengusaha. Tapi tangisan jelata tak pernah sampai ke telinga para politikus.
Mengambil inspirasi dari karakter "El Santo", seorang saint dalam serangkaian film gulat lawas yang digemari rakyat Meksiko, Superbarrio muncul dengan topeng serupa, menangani masalah dengan tangannya sendiri. Ia tidak menghadapi Steppenwolf, Thanos, atau musuh-musuh imajiner lain. Yang ia lawan adalah musuh-musuh yang nyata dengan bahaya yang juga nyata.
Ia pertama kali tampil di depan umum pada Juni 1987, dalam demonstrasi menuntut pemerintah memberikan pinjaman berbunga rendah bagi orang miskin agar mampu membeli rumah.
"Aku berdiri dan memberi tahu bahwa kehadiranku untuk membantu perjuangan mereka. Aku menggambarkan kondisi tempat tinggal mereka dan ketidakpekaan pemerintah, dan mereka menyadari bahwa aku bukanlah orang luar," ujar Superbarrio dalam artikel yang dipublikasikan The Baltimore Sun pada 1993.
Dari sana Superbarrio menjelma figur yang mewakili warga dalam pertarungan-pertarungan yang harus mereka hadapi setiap hari, entah itu melawan korupsi, pencemaran lingkungan, dan masalah sosial lain yang berkali lipat impaknya terhadap kaum papa.
Di seantero kota, Superbarrio menggelar pertarungan gulat melawat musuh-musuh simbolis. Suatu waktu ia harus menghadapi musuh bernama "Senator No" demi mendorong warga untuk memilih "ya" dalam sebuah plebisit tentang pemerintah lokal. Memilih "tidak" berarti menyerahkan penunjukan kepala daerah kepada presiden.
Salah satu lawan yang paling sering ia hadapi adalah Nuclear-saurus, makhluk perwujudan limbah beracun yang dibuang ke sungai di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir di Veracruz.
Apa dan siapa pun lawannya dalam pentas gulat, Superbarrio selalu menang, tentu saja.
Kerja-Kerja Nyata & Pencalonan Presiden
Di samping aksi teatrikal yang juga mencakup pertunjukan olahraga dan hiburan rakyat, Superbarrio tetap turun langsung ke jalanan. Entah itu untuk berorasi kala demonstrasi, menggalang petisi, atau bahkan menjadi perwakilan sebenarnya bagi rakyat kala berunding dengan para pejabat.
Protes soal limbah beracun di Veracruz, misalnya, tak hanya dilangsungkan pada pertandingan gulat tapi juga dalam demonstrasi yang ia pimpin bersama "superhero" lain seperti El Ecologista dan Super Animal.
Suatu ketika, menurut laporan New York Times yang terbit pada 15 Agustus 1988, Superbarrio "diundang untuk bersaksi pada sidang tentang perumahan di Kongres Meksiko beberapa bulan lalu." Disebutkan bahwa "cara berpakaiannya menjadi pusat kontroversi" sampai-sampai sang pahlawan diperintahkan melepas topengnya agar diizinkan masuk ke Kongres.
Superbarrio bergeming. Dia akan melepas topengnya hanya jika legislator Institutional Revolutionary Party (PRI), partai yang saat itu telah berkuasa selama puluhan tahun, pun turut "membuka penyamaran mereka." Setelah anggota oposisi mengancam akan keluar dari forum sebagai bentuk solidaritas, partai berkuasa mengalah dan sang superhero diizinkan bersaksi mengenakan pakaian resmi.
Sepak terjang Superbarrio di kancah politik semakin dalam ketika ia mencalonkan diri sebagai kandidat presiden dalam pemilu 1988. Memang pada akhirnya ia menarik diri dan memberikan dukungan kepada calon sesungguhnya dari kalangan kiri, Cuauhtémoc Cárdenas. Superbarrio mungkin tak benar-benar ingin jadi presiden. Apa yang ia lakukan bisa jadi sekadar membantu meningkatkan popularitas Cárdenas yang berstatus underdog--walau akhirnya tetap kalah dari calon yang diajukan PRI.
Delapan tahun berselang, Superbarrio kembali mendeklarasikan diri sebagai kandidat presiden. Bedanya, kali ini nuansa olok-olok lebih gamblang. Kampanye-kampanyenya ditujukan untuk posisi presiden negara tetangga, Amerika Serikat.
Seiring semakin populer, Superbarrio mendapatkan banyak tawaran untuk tampil di film, komik, bahkan disponsori untuk kembali ke ring gulat. Selain dalam Crisis--yang tampil tanpa kesepakatan--penggambaran sosoknya tak pernah tercapai lantaran "keberatan ideologis." Superbarrio tak mau mendapatkan manfaat material dari kerja-kerja kemanusiaan yang ia lakukan.
Di Balik Topeng
"Suatu hari, ketika aku meninggalkan rumah, cahaya merah-kuning terang masuk menerobos pintu. Aku tersilaukan. Dan aku harus mengakui bahwa aku takut sekali. Ketika cahaya memudar, aku menemukan diriku sudah berpakaian seperti ini. Kemudian aku mendengar suara yang berkata, 'Kau adalah Superbarrio, pembela orang-orang miskin dari momok ketamakan para tuan tanah'," Superbarrio menjelaskan asal-usulnya, yang tentu saja khayalan belaka.
Seorang politikus kiri, Marco Rascón Córdova, santer disebut-sebut sebagai sosok di balik topeng dan kostum merah-kuning itu. Faktanya Rascón memang salah satu sosok yang menggagas Superbarrio. Ia tergabung di Asamblea de Barrios, organisasi yang memperjuangkan perumahan terjangkau setelah gempa Mexico City pada 1985 menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal. Namun seorang penulis buku tentang Superbarrio, Mauricio-José Schwarz, meragukan itu karena mengaku pernah melihat keduanya di saat bersamaan.
Superbarrio sendiri hanya mengaku hidup dan bekerja di pusat kota Mexico City sebagai pedagang kaki lima. Tak lebih dari itu.
"Kita semua Superbarrio," kata Superbarrio Gómez ketika ditanya mengapa dia begitu bersikeras menyembunyikan latar belakangnya. Alasan yang ia kemukakan sangat serius: "Jika aku melepas topengku dan mengungkapkan siapa diriku, semua itu berubah dan kau kehilangan identitas kolektif."
Topeng itu menyamarkan, mencegah penokohan figur yang "nyata". Ia menjadi personifikasi kaum termarjinalkan dengan berbagai macam gagasan dan perjuangan. Hal ini selaras dengan ucapan sosok revolusioner bertopeng lain di Meksiko, Subcomandante Marcos: "Tidak menyembunyikan aku, tapi kami."
Dalam beberapa kesempatan, Superbarrio juga menunjukkan dukungannya kepada Tentara Pembebasan Nasional Zapatista, grup milisi di mana Marcos bernaung.
Eksistensi Superbarrio tak bertahan lebih lama ketimbang para kameradnya itu, yang hingga kini masih beroperasi. Superbarrio disebut telah pensiun sebagai superhero pada 2001. Dalam tulisannya, Superbarrio Gómez: "Superhero" Dunia Nyata dari Meksiko, Ronny Agustinus, pemimpin redaksi penerbit Marjin Kiri, mencatat Superbarrio pensiun karena signifikansinya bagi masyarakat telah berkurang setelah kelompok kiri-demokratik, Partido de la Revolución Democrática (PRD), menang dalam pemilihan wali kota Mexico City pada 1997.
Pemerhati sastra dan politik Amerika Latin itu juga menulis, "Sungguh teramat kebetulan apabila surutnya aktivitas politik Marco Rascón berlangsung bersamaan dengan absennya Superbarrio dari kehidupan publik." Marco Rascón dikabarkan menjadi koki dan membuka restoran selepas Superbarrio pensiun. Kabar terakhir, ia kembali ke panggung politik dalam pemilihan Head of Government of Mexico City pada 2018, tapi harus kalah dari Claudia Sheinbaum. Rascón juga sempat maju sebagai kandidat wali kota Cuauhtémoc tahun lalu.
Superbarrio tak pernah lagi kembali meski apa yang dulu ia perjuangkan belum terwujud. Korupsi tetap merebak di pemerintahan--kini dilakukan mereka yang mengaku kiri--dan PRD menjadi sama saja seperti partai-partai lain.
Ia hanya muncul kembali sebagai kisah. Misalnya dalam pentas Théâtre13 di Prancis pada 2016 lalu. Yang terkini, pada 2021 lalu, topeng luchador merah-kuning itu dipamerkan di Center for Contemporary Culture of Barcelona bersama topeng-topeng bersejarah lain seperti topeng milik Guy Fawkes dan balaclava yang biasa dikenakan Tentara Pembebasan Nasional Zapatista.
Editor: Rio Apinino