tirto.id - Putri Presiden Pertama Indonesia, Sukmawati Soekarnoputri mendatangi Ahok dan Djarot di Rumah Lembang hari Rabu (18/1). Kedatangan Sukmawati ini merupakan bentuk dukungannya kepada paslon nomor dua Gubernur Dki Jakarta, Ahok-Djarot.
Kedatangan Sukmawati disambut hangat oleh para relawan Ahok. Baru datang, adik Megawati Soekarnoputri ini langsung dipersilakan menemui Ahok lewat pintu belakang. Sukmawati naik ke panggung dan mengajak para pendukung Ahok-Djarot untuk bersatu.
"Untuk pagi hari ini, mari warga Jakarta menyediakan perjuangan kita sebagai bangsa Indonesia merdeka. Merdeka! Merdeka!" ujarnya.
Sukmawati mengaku sudah dekat dengan Djarot Saiful Hidayat sejak dulu. Saat Djarot menjadi walikota di Blitar, Sukma menyambut Djarot dan bersantap bersama. "Kepada pak Ahok dan pak Djarot : saya ini sahabat politiknya pak Djarot."
Sukmawati kemudian memberi masukan agar pasangan Ahok-Djarot jangan hanya memberi perhatian pada hal-hal yang baru, tetapi pada sejarah. Hal ini seperti apa yang pernah dikatakan oleh ayahnya, Ir.Soekarno, tentang JAS MERAH (jangan sekali-sekali melupakan sejarah).
"Tapi bersejarah nasionalisme itu diikrarkan. Yaitu diikrarkan Sumpah Pemuda - di jalan keramat. Nasionalisme kita sebagai bangsa Indonesia diikrarkan, supaya tahu sejarah," katanya."Jadi saya minta kepada tim sukses menjadwalkan kampanye di mana kita berikrar Sumpah Pemuda."
Seperti diketahui meski tak berjalan beriringan dengan Megawati Soekarnoputri dan membentuk partai sendiri, hubungan Sukmawati dengan Megawati serta PDI-Perjuangan berjalan relatif baik. Dalam kebijakan politiknya, Sukmawati selalu selaras dengan Megawati. Saat Pilpres 2014 lalu, Sukmawati pun mendukung penuh Joko Widodo. Karena itu jadi hal wajar jika pada Pilgub DKI 2017, Sukmawati mengarahkan dukungannya pada pasangan Ahok-Djarot yang didukung PDIP.
Tuai Keluhan
Selain dukungan dari Sukmawati, Rumah Lembang juga kedatangan pekerja harian lepas dari Dinas Kebersihan Jakarta Timur yang mengeluhkan tidak adanya perpanjangan kontrak kerja mereka."Saya pengen ngadu biar dipekerjakan kembali ke pak Ahok," ucap
Abdul Rohim, salah satu perwakilan dari 28 pegawai yang tidak diperpanjang.
Sampai selesai, Abdul Rohim dan rekan-rekannya itu tidak dapat menemui Ahok ataupun Djarot.
"Ganti orang tapi 'kan kita ga kenal. Saya taunya mereka dari Ciracas, katanya rolling gitu," kata Suiadji yang bekerja di Kecamatan Jatinegara.
Suiadji sebenarnya sempat bekerja di malam tahun baru sampai hari selasa (3/1), tapi ia tidak mau menerima pembayaran tersebut. Menurutnya kalau ia menerima uang itu berarti kerjanya selesai dan ia tidak rela."Keinginan saya cuma biar bisa kerja lagi," pintanya.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Aqwam Fiazmi Hanifan