tirto.id - Gunung Merapi terus menunjukkan aktivitasnya selama beberapa waktu terakhir. Setelah kemarin melontarkan awan panas lima kali bertutut-turut, terbaru berdasarkan pantuan selama 12 jam terakhir terjadi 11 kali guguran lava.
Laporan pengamatan yang dilakukan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat 11 kali guguran lava terjadi dalam periode Senin (18/2/2019) pukul 18.00 WIB hingga Selasa (18/2/2019) pukul 06.00 WIB.
Melalui akun twitter resmi @BPPTKG menyebutkan guguran Gunung Merapi Senin (18/2/2019) periode 18.00 hingga 24.00 WIB, berdasarkan data seismik, terekam 16 kali gempa guguran dengan durasi 12 sampai 72 detik.
"Terpantau dari CCTV 10 kali guguran lava ke arah Kali Gendol dengan jarak luncur 150-700 meter," seperti dalam cuitannya, Selasa (18/2/2019) dini hari.
Sementara dalam laporan pengamatan guguran Gunung Merapi Selasa (19/2/2019) periode 00.00 hingga 06.00 WIB, berdasarkan data seismik, terekam empat kali gempa guguran dengan durasi 16 sampai 55 detik.
"Terpantau dari CCTV satu kali guguran lava ke arah Kali Gendol dengan jarak luncur 500 meter," cuitnya.
Sebelumnya Gunung Merapi mengalami peningkatan aktivitas pada Senin (18/2/2019) pagi ditandai dengan terjadinya awan panas lima kali secara beruntun.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida saat dikonfirmasi membenarkan adanya peningkatan aktivitas tersebut.
"Iya ada awan panas seperti dalam [akun] media [resmi] yang kami sampaikan," kata Hanik saat dihubungi, Senin (18/2/2019).
Dalam akun Twitter resmi @BPPTKG disebutkan telah terjadi lima kali awan panas guguran di Gunung Merapi. Peristiwa itu secara beruntun terjadi pada pukul 06.05, 06.13, 06.24, 06.25 dan 06.28 WIB.
"Jarak luncur [maksimum] 1.000 meter ke arah Kali Gendol," ujar Hanik.
Sekitar satu jam kemudian yakni pukul 07.32 WIB kembali terjadi guguran awan panas. Kali ini jarak luncurnya 200 meter ke arah Kali Gendol. Dan terpantau asap membumbung ke udara setinggi 400 meter.
BPPTKG menyatakan awan panas guguran dan guguran lava berpotensi menimbulkan hujan abu. Untuk itu, masyarakat di sekitar Merapi diminta untuk tetap tenang dan mengantisipasi akibat yang timbul karena adanya abu vulkanik.
Berdasarkan laporan pengamatan, Senin (18/2/2019) periode 00.00 hingga 06.00 WIB, dari data seismik terekam 31 kali gempa guguran dengan durasi 12- 92 detik. Dan terpantau dari rekaman CCTV terjadi tiga kali guguran ke arah Kali Gendol dengan jarak luncur 700-900 meter.
"[Awan panas] tidak tinggi nggih. Rekomendasi masih sama," kata Hanik.
Meskipun Merapi terus memperlihatkan aktivitasnya, BPPTKG menyatakan status Merapi masih berada di level II yakni waspada. Jarak aman yang direkomendasikan BPTKG yakni tiga kilometer dari puncak.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Maya Saputri