Menuju konten utama

Status Gunung Agung Belum Ada Indikasi Diturunkan

Jumlah gempa per hari masih sangat tinggi sehingga belum ada indikasi untuk menurunkan status Gunung Agung.

Status Gunung Agung Belum Ada Indikasi Diturunkan
Warga melintas di jalan Desa Culik yang berjarak sekitar 10 km dari Gunung Agung, Karangasem, Bali, Jumat (29/9/2017). ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

tirto.id - Status Gunung Agung belum ada indikasi untuk diturunkan karena aktivitas kegempaan Gunung Agung rata-rata belum terjadi penurunan. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM masih memberlakukan status awas atau level IV untuk Gunung Agung.

"Aktivitas kegempaan Gunung Agung belum menurun karena jumlah gempa vulkanik dalam dan gempa vulkanik dangkal rata-rata 700 kali per harinya sejak beberapa waktu lalu hingga saat ini," kata Kasubid Mitigasi Gunung Agung Wilayah Timur dari PVMBG Badan Geologi, Kementerian ESDM, Devy Kamil di Karangasem, Bali, Selasa (3/10/2017).

Adanya gempa ini, kata dia, mengindikasikan adanya pergerakan magma ke permukaan, sehingga status Gunung Agung saat ini masih dalam status awas atau level IV. "Secara umum berdasarkan data kami belum ada tendensi penurunan aktivitas Gunung Agung," ucapnya, seperti dikutip Antara.

Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali yang memiliki ketinggian 3142 mdpl itu, kata dia, jumlah gempa per harinya masih sangat tinggi. Secara visual memang terlihat dari satelit ada perubahan permukaan kawah yang mengalami lubang-lubang tembusan untuk mengeluarkan gas.

"Gas-gas yang keluar menyerupai asap putih ini secara rutin diamati, meskipun dalam kondisi Gunung Agung berkabut, tetap mengeluarkan asap dengan ketinggian rata-rata 200 hingga 500 dipermukaan kawah gunung," tuturnya.

Ia mengimbau kepada masyarakat yang berada di radius sembilan kilometer serta ditambah perluasan wilayah sektoral yang semula 7,5 kilometer menjadi 12 kilometer ke arah Utara, Timur Laut, Tenggara dan Selatan-Baratdaya sehingga kawasan suci itu masuk dalam radius berbahaya.

"Di luar radius ini, masyarakat dapat melakukan aktivitas seperti biasanya dan tidak perlu takut, karena pihaknya terus melakukan monitor 24 jam untuk keamanan masyarakat," ujarnya.

Devy mengingatkan kepada masyarakat, apabila terjadi aktivitas kegempaan yang terus meningkat diharapkan masyarakat menjauh dan mencari tempat yang lebih aman, karena alam tidak dapat dilawan saat terjadi bencana.

"Semua masyarakat dan kami berharap tidak ada letusan, namun kita harus tetap bersiaga karena bencana letusan Gunung Agung ini bisa terjadi kapan saja. Kita boleh berharap yang terbaik, namun kami selalu memikirkan bagaimana hal terburuknya akan terjadi nanti," ujar Devy.

Baca juga artikel terkait GUNUNG AGUNG BALI atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra