tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 akan kembali mengalami perubahan. Jumlahnya diperkirakan membengkak lagi hingga mencapai Rp619 triliun alias hampir menyamai jumlah anggaran PEN 2020 senilai Rp695,2 triliun.
“Kalau kami lihat PEN 2021 saat ini mencapai Rp533 triliun. Ini masih sangat sementara. Faktanya kemarin malam Selasa (2/2/2021) kami baru saja berdiskusi bersama menko dan menteri lainnya bahwa angka ini akan meningkat lagi menjadi Rp619 triliun,” ucap Sri Mulyani dalam Mandiri Investment Forum - Macro Day, Rabu (3/2/2021).
Kenaikan ke level Rp619 triliun ini merupakan perubahan yang ketiga dari anggaran PEN 2021. Awalnya anggaran PEN 2021 ditetapkan Rp372,3 triliun. Kemudian angka ini naik lagi menjadi Rp403,9 triliun saat diumumkan Sri Mulyani per 4 Januari 2021. Lalu anggaran ini naik lagi menjadi Rp553,1 triliun saat diumumkan pada 27 Januari 2021.
Sri Mulyani merinci anggaran PEN yang jumlahnya saat ini masih Rp533,11 triliun terbagi ke dalam beberapa pos yang digunakan untuk beberapa keperluan. Pertama anggaran kesehatan senilai Rp104,701 triliun untuk vaksinasi COVID-19, fasilitas kesehatan, perawatan pasien COVID-19, insentif nakes, dan Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan.
Lalu ada Rp150,961 triliun anggaran perlindungan sosial. Isinya adalah Program Keluarga Harapan (PKH) bagi 10 juta penerima, kartu sembako, kartu Prakerja, BLT Dana desa, BLT bagi 10 juta penerima, bantuan kuota internet, dan diskon listrik.
Selanjutnya Rp141,361 triliun dianggarkan bagi program prioritas. Isinya dukungan pariwisata, proyek food estate, pengembangan ICT, pinjaman ke daerah, program padat karya, kawasan industri, dan program prioritas lainnya.
Terakhir ada Rp150,06 triliun berisi bantuan bagi UMKM dan pembiayaan korporasi. Bentuknya bantuan subsidi KUR, penjaminan kredit UMKM dan korporasi, program PEN lainnya, PMN ke sejumlah BUMN, sampai penempatan dana pemerintah.
“Ini menunjukkan dukungna fiskal pada pemulihan ekonomi dan penanganan COVID-19 masih tetap menjadi prioritas,” ucap Sri Mulyani.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz