tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 bisa anjlok di bawah 5 persen. Menurut dia hal ini mungkin terjadi usai ekonomi Cina digoyang oleh wabah virus Corona atau Covid-19.
“Ini menggambarkan kewaspadaan cukup tinggi. Untuk Indonesia [setiap penurunan 1 persen pertumbuhan ekonomi Cina] pengaruhnya 0,3 sampai 0,6 persen berarti [pertumbuhan Indonesia] bisa jadi 5 sampai 4,7 persen dari PDB kita,” ucap Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (26/2/2020).
Sri Mulyani mengatakan gentingnya dampak perekonomian Cina ini sudah bisa terbaca. Pasalnya pertumbuhan ekonomi Cina sedang berada di posisi atau baseline cukup rendah di kisaran 6,1 persen selama tahun 2019, padahal gara-gara Corona angkanya bisa turun setidaknya 1-2 persen.
Sri Mulyani pun membandingkan saat Cina mengalami Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) pada 2002-2003. Waktu itu pertumbuhan ekonomi Cina ada di kisaran 10-11 persen sehingga penurunan 2-3 persen tidak akan terlalu terasa karena masih di kisaran 8 persen.
“Sekarang basline mereka di kisaran 6 dan penurunnanya akan jadi psikologis berat karena menuju area 5 persen pertumbuhan ekonominya,” ucap Sri Mulyani.
Kekhawatiran ini juga semakin menjadi-jadi karena Korea Selatan belum lama ini menaikan level darurat merespons Corona. Beberapa saat sebelumnya Singapura sudah melakukan langkah serupa dengan menaikan peringatan ke level oranye setingkat di bawah level darurat (merah).
Di sisi lain sejumlah tanda-tanda perlambatan katanya juga sudah terlihat. Ia mencontohkan gejolak harga komoditas seperti penurunan harga minyak sawit sampai minyak mentah.
Meskipun saat ini baru terlihat dampaknya secara gamblang pada hilangnya potensi 2 juta wisatawan Cina, Sri Mulyani juga yakin sektor riil sudah mulai terpengaruh. Pasalnya mereka memprediksi adanya dorongan dari hari raya imlek alih-alih perlambatan karena Corona.
“Dengan situasi korona, kita lihat pengaruhnya ke berbagai sektor, pertama banyak manufaktur indonesia yang mempersiapkan imlek, namun tidak diperkirakan terjadi korona, kita harus melihat pengaruhnya,” ucap Sri Mulyani.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan