Menuju konten utama

Sri Mulyani Optimistis Lebaran & Asian Games 2018 Dongkrak Ekonomi

“Saya melihat konsumsi stabil di 4,95 persen dan berharap jadi lebih positif pada triwulan II 2018," ujar Sri Mulyani.

Sri Mulyani Optimistis Lebaran & Asian Games 2018 Dongkrak Ekonomi
Menteri Kuangan Sri Mulyani memberikan keterangan kepada wartawan terkait realisasi APBN triwulan pertama 2018 di Kementerian Keuangan, Senin (16/4/2018). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis hari raya Lebaran dan Asian Games 2018 akan meningkatkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga di Indonesia pada triwulan II dan III 2018.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2018 tercatat sebesar 5,06 persen. Sedangkan untuk konsumsi rumah tangga adalah sebesar 4,95 persen, naik sedikit dari konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2017 yang sebesar 4,94 persen.

“Saya melihat konsumsi stabil di 4,95 persen dan berharap jadi lebih positif pada triwulan II 2018. Itu karena pada triwulan II ada Lebaran, THR (Tunjangan Hari Raya) dan Gaji Ke-13 dibayarkan. Sesudah itu, pada triwulan III ada Asian Games,” kata Sri Mulyani di kantornya, Jakarta pada Senin (7/5/2018) siang.

Selain konsumsi rumah tangga, Sri Mulyani juga berharap agar ekspor dan investasi di dalam negeri dapat terus meningkat pada triwulan berikutnya di tahun ini. Ia pun melihat capaian pertumbuhan ekonomi di triwulan I 2018 sebagai hasil dari digalakannya investasi dan ekspor.

Menurut Sri Mulyani, iklim investasi yang terjaga dapat membuat pertumbuhan ekonomi pada triwulan mendatang jadi lebih baik. BPS sendiri mencatat pertumbuhan investasi secara year-on-year memang naik dari 4,77 persen menjadi 7,95 persen.

“Kami tidak henti-hentinya bekerja sama dengan dunia usaha supaya ekspor kita meningkat dan nilai tukar pun ikut mendukung,” ucap Sri Mulyani.

Dalam kesempatan yang sama, Sri Mulyani menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tiga bulan pertama 2018 yang belum mencapai target proyeksi dikarenakan impor yang lebih tinggi. Pemerintah memang menargetkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2018 adalah sebesar 5,2 persen, sedangan Bank Indonesia (BI) memproyeksikan 5,1 persen.

“Karena pertumbuhan impornya yang 12 persen, yang mana lebih besar dari ekspor yang di atas 6 persen, makanya menjadi negatif,” ujar Sri Mulyani.

Dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,06 persen tersebut, maka pertumbuhannya secara quarter-to-quarter tercatat -0,42 persen. Capaian ini pun lebih tinggi apabila dibandingkan secara year-on-year, yakni mengalami kenaikan dari 5,01 persen. Sementara apabila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2017 mengalami penurunan dari yang tadinya 5,19 persen.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Dipna Videlia Putsanra