Menuju konten utama

Sri Mulyani: Kurs Rupiah Terpengaruh Situasi Politik AS

pergerakan nilai tukar rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan pasar Surat Utang Negara (SUN) bergejolak, karena terpengaruh oleh sentimen global pascapemilihan Presiden Amerika Serikat (AS).

Sri Mulyani: Kurs Rupiah Terpengaruh Situasi Politik AS
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) bersama Wakil Ketua KPK Alexander Marwata (kiri). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga.

tirto.id - Pergerakan nilai tukar rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan pasar Surat Utang Negara (SUN) bergejolak, karena terpengaruh oleh sentimen global pascapemilihan Presiden Amerika Serikat (AS).

"Perkembangan rupiah bersama IHSG dan SUN, memang dipengaruhi sentimen secara regional maupun global, karena perkembangan situasi politik AS. AS negara terbesar di ekonomi, jadi apapun yang dilakukan di sana, bahkan hanya pernyataan akan sangat mempengaruhi," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Jumat, (11/11/2016) seperti dikutip dari Antara.

Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan berupaya mengelola dan menjelaskan situasi ekonomi Indonesia kepada para pelaku pasar keuangan, agar tidak resah dan khawatir terhadap rumor yang saat ini menimbulkan ketidakpastian terhadap kondisi ekonomi kawasan dan global.

"Kita terus mencoba melakukan 'counter' dengan 'market' untuk memberikan keyakinan mengenai fondasi dari ekonomi kita," ujar mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.

Selain itu, ia juga memastikan pemerintah telah melakukan berbagai mitigasi untuk mengurangi risiko global dan meredam berbagai faktor spekulasi yang bisa mengganggu kinerja pasar finansial, terutama setelah secara mengejutkan pengusaha Donald Trump terpilih sebagai Presiden AS.

"Fondasi ekonomi masih bisa dijelaskan dengan angka-angka yang cocok, artinya kredibel, sehingga faktor-faktor spekulasi bisa diredam," kata Sri Mulyani.

Ia menegaskan ekonomi Indonesia saat ini masih tumbuh relatif tinggi dibandingkan negara berkembang lainnya, yang di antaranya didukung oleh membaiknya manajemen fiskal dan pengelolaan utang dalam beberapa tahun terakhir.

"'Exposure' utang negara dan swasta relatif lebih kecil dibandingkan dengan negara lainnya. Selain itu defisit APBN juga relatif kecil, karena ada langkah untuk mengendalikan dan upaya menaikkan penerimaan pajak. Ini membuat risiko terhadap SUN juga sangat kecil," jelasnya.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak melemah sebesar 508 poin menjadi Rp13.639, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.131 per dolar AS.

Analis Riset FXTM Lukman Otunuga mengatakan, nilai tukar rupiah kembali mengalami tekanan cukup dalam terhadap dolar AS seiring dengan masih dibayangi sentimen negatif kemenangan Donald Trump dalam pemilu presiden AS.

"Ada kekhawatiran di pasar Trump berpotensi memicu kekacauan politik dan global dalam situasi finansial yang rapuh dan penuh kegelisahan investor. Banyak pertanyaan yang belum terjawab dalam periode ketidakpastian yang sensitif ini," katanya.

Selain itu, IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI) ikut dibuka turun sebesar 69,66 poin yang diperkirakan terjadi karena kembali dipengaruhi sentimen dari Amerika Serikat.

IHSG BEI dibuka melemah 69,66 poin atau 1,28 persen menjadi 5.380,64. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 17,55 poin (1,90 persen) menjadi 908,66.

Baca juga artikel terkait KURS atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh