Menuju konten utama

Sosok Naim Qassem Pemimpin Baru Hizbullah & Sikapnya Soal Israel

Berikut ini profil Naim Qassem sosok pemimpin Hizbullah yang baru dan bagaimana sikapnya terhadap Israel.

Sosok Naim Qassem Pemimpin Baru Hizbullah & Sikapnya Soal Israel
Gambar yang diambil dari TV Al-Manar milik Hizbullah menunjukkan wakil ketua kelompok tersebut Naim Qassem menyampaikan pidato dari lokasi yang dirahasiakan pada tanggal 15 Oktober 2024. - Qassem memperingatkan Israel bahwa satu-satunya solusi terhadap perang saat ini adalah gencatan senjata, dengan mengatakan Iran- kelompok yang didukung tidak akan dikalahkan. (Foto oleh AFP)

tirto.id - Sosok Naim Qassem diumumkan sebagai pemimpin baru Hizbullah pada Selasa (29/10/2024) melalui saluran Telegram. Ia menggantikan Sekretaris Jenderal sebelumnya, Hasan Nasrallah, yang dibunuh di Selatan Beirut 27 September lalu.

Pria ini punya riwayat sebagai aktivis politik Syiah dan pernah menjadi Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah mulai tahun 1991. Jabatan itu dipegang oleh Qassem tepat ketika Abbas al-Musawi menduduki posisi Sekjen.

Menurut Nicholas Blanford, peneliti non-residen dalam program Atlantic Council’s Middle East, Qassem sempat ingin menggantikan Sekjen Musawi setelah pemimpin itu meninggal 1992 silam. Namun demikian, ia baru dipilih beberapa waktu lalu.

“Dia berharap untuk menjadi sekretaris jenderal Hizbullah ketika Musawi terbunuh pada tahun 1992,” kata Blanford, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.

Profil dan Kiprah Naim Qassem di Hizbullah

Naim Qassem sekarang sudah mencapai umur 71 tahun. Catatan mengenai tempat kelahiran Qassem, yakni di daerah Kfar Kila, Kegubernuran Nabatieh, suatu wilayah yang berlokasi di bagian selatan Lebanon.

Pria yang kerap memakai sorban putih di hadapan publik ini punya guru agama bernama Ayatollah Agung Mohammad Hussein Fadlallah. Qassem sendiri berpengalaman dalam pengajaran agama di daerah Beirut.

Mulai tahun 1970-an, Naim Qassem menjadi anggota Gerakan Orang-Orang yang Dirampas atau Movement of the Dispossessed. Gerakan ini dipelopori oleh Imam Musa al-Sadr, kemudian berubah jadi Gerakan Amal Lebanon.

Adapun pada 1982, ia ikut berkontribusi dalam pendirian Hizbullah. Dengan begitu, Naim Qassem menjadi salah satu dari beberapa ulama pelopor pembentukan kelompok tersebut.

Peran Naim Qassem di Hizbullah sejak saat itu kurang terlihat, mengingat organisasi memang penuh kerahasiaan dari mata publik.

Namun demikian, ia tercatat pernah jadi pengawas pendidikan Hizbullah sekaligus aktivitas parlemen kelompok. Sempat pula menjadi Wakil Sekretaris Jenderal sejak tahun 1991, di bawah kepemimpinan Abbas al-Musawi.

Berdasarkan keterangan resmi Hizbullah, penunjukan Naim Qassem sebagai pemimpin baru mereka mencakup dua alasan. Di antaranya karena ketataan Qassem terhadap prinsip dan ketaatan terhadap tujuan Hizbullah.

Lantas, bagaimana sikap Naim Qassem selaku pemimpin baru Hizbullah terhadap perang melawan Israel?

Sikap Naim Qassem Soal Israel

Pasa Selasa (29/10/2024), Qassem mengumandangkan suatu pidato yang sifatnya menantang. Ia menjabarkan bahwa Hizbullah masih memiliki kemampuan ketentaraan dan utuh.

Selain itu, Naim Qassem juga menerangkan penderitaan yang akan diterima Israel jika melanjutkan konflik. Menurut Mohanad Hage Ali, peneliti senior Carnegie Middle East Center, mengungkapkan Qassem lebih ekstrem dibandingkan Hasan Nasrallah.

“Kassem [Qassem] dianggap oleh banyak orang ‘lebih ekstrem’ daripada Nasrallah, setidaknya dalam pernyataan publiknya,” tulis AP News.

Kemudian pada 30 September lalu, Naim Qassem menyampaikan pernyataan sikapnya terhadap pertempuran Hizbullah dengan Israel. Sebagai pemimpin baru, ia menuturkan keberanian menantang, siap melawan, dan menang.

Baca juga artikel terkait HIZBULLAH atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Dipna Videlia Putsanra