Menuju konten utama

Sopir Angkutan Umum : Kami Tolak Aplikasinya, Bukan Orangnya

Massa yang terdiri dari pengemudi angkutan umum Jakarta membanjiri Kantor Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat untuk menuntut Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menertibkan angkutan umum berbasis aplikasi ponsel.

Sopir Angkutan Umum : Kami Tolak Aplikasinya, Bukan Orangnya
Aksi teaterikal saat ribuan sopir taksi, bajaj dan angkutan umum, demo di Balai Kota menuju Istana Merdeka, Jakarta, Senin (14/3). Mereka menuntut Presiden agar menertibkan transportasi berbasis online. TIRTO/Andrey Gramico

tirto.id - Massa yang terdiri dari pengemudi angkutan umum Jakarta membanjiri Kantor Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin, (14/3/2016) untuk menuntut Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menertibkan angkutan umum berbasis aplikasi ponsel. Massa yang berjumlah ratusan orang tersebut terdiri dari pengemudi taksi, pengemudi Kopaja, dan pengemudi bajaj dari berbagai penjuru Ibukota.

"Kami menolak aplikasinya, bukan menolak orangnya. Tutup aplikasi, bubarkan aplikasi, bubarkan angkutan yang tidak sah," kata salah satu orator mewakili suara massa seperti dikutip dari kantor berita Antara, Senin, (14/3/2016). Aplikasi yang dimaksud dalam tuntutan mereka antara lain Grab Car/Grab Bike, Uber Taksi, dan Go-jek.

Aksi penyampaian pendapat tersebut telah berlangsung sejak pukul 07.00 WIB. Puluhan personel polisi dan Dinas Perhubungan berjaga mengamankan aksi para pengemudi angkutan umum itu.

Aksi ini sebagian besar dilakukan oleh para sopir taksi karena merekalah yang paling terdampak dengan adanya angkutan taksi berbasis aplikasi seperti Uber Taksi dan Grab Car.

"Keberadaan angkutan online mengurangi penumpang. Setiap hari kami menomboki setoran," kata salah satu peserta unjuk rasa, Agus.

Pria yang bekerja sebagai pengemudi taksi tersebut mengatakan dirinya harus menyetor bertahap senilai Rp300 ribu hingga Rp360 ribu setiap hari.

"Setoran tersebut susah dicapai. Belum termasuk bensin dan sarapan. Bagaimana dengan kehidupan keluarga di rumah?," lanjutnya.

Berdasarkan pantauan kantor berita Antara, ratusan pengemudi taksi itu tiba di Balai Kota sekitar pukul 09.30 WIB. Sesampainya di lokasi, para pengemudi langsung melakukan orasi dengan pengeras suara. Banyaknya massa yang menggelar aksi unjuk rasa itu pun membuat arus lalu lintas dari arah Tugu Tani menuju Patung Kuda mengalami kemacetan. Sementara itu, dari empat lajur yang terdapat di sepanjang Jalan Medan Merdeka Selatan, saat ini hanya dua lajur yang dapat dilalui kendaraan, sedangkan sisanya telah digunakan untuk aksi unjuk rasa.

Hingga pukul 11.00 WIB, aksi unjuk rasa masih terus berlangsung. Ratusan personel dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI dikerahkan untuk mengamankan jalannya aksi tersebut.

Massa yang mengikuti unjuk rasa tersebut direncanakan melanjutkan aksinya dengan bergerak dari Balai Kota menuju ke Istana Merdeka melewati Jalan Medan Merdeka Barat.

Baca juga artikel terkait DEMONSTRASI atau tulisan lainnya

Reporter: Putu Agung Nara Indra