Menuju konten utama

Sopir Angkot Bogor Demo, Walikota Siapkan Aturan Ojek Online

Puluhan sopir angkot di wilayah Kota Bogor hari ini mendatangi Balai Kota untuk menyampaikan tuntutan mereka supaya pemerintah segera menyelesaikan kisruh antara penyedia layanan transportasi konvensional dan daring.

Sopir Angkot Bogor Demo, Walikota Siapkan Aturan Ojek Online
Sejumlah angkutan kota (angkot) melewati Tepas Salapan Lawang Dasakerta di Jalan Otista, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (25/1). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/kye/17

tirto.id - Puluhan sopir angkot di wilayah Kota Bogor hari ini mendatangi Balai Kota untuk menyampaikan tuntutan mereka supaya pemerintah segera menyelesaikan kisruh antara penyedia layanan transportasi konvensional dan daring.

Mereka datang menggunakan kendaraan roda dua, berorasi mendesak Wali Kota Bogor menata jasa layanan transportasi berbasis daring.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyambut mereka didampingi Kepala Bagian Operasi Kepolisian Resor Bogor Kota Kompol Tri Suhartanto, Dandim 0606 Kota Bogor Letkol Inf Dodi Suhardiman, serta Kepala DLLAJ Rakhmawati.

Wali Kota Bogor menegaskan dia akan segera melakukan penataan dan membuat aturan mengenai penyelenggaraan layanan transportasi berbasis daring.

"Kita siapkan aturannya, pengendara transportasi online akan kita atur untuk taat pada aturan. Jika melanggar akan kita cabut izin usahanya. Masa angkot kita atur dan kita tata, transportasi online tidak," kata Bima, seperti diberitakan Antara.

Ia meminta para supir kembali beroperasi melayani masyarakat, yang terlantar karena aksi mogok mereka.

Dia juga meminta para supir dan pemilik angkutan tidak menyebarkan informasi maupun foto-foto yang belum terkonfirmasi kebenarannya, seperti foto pembakaran angkot dan foto wajah orang yang babak belur berlumuran darah.

"Foto-foto itu sudah kita konfirmasi, itu adalah hoax. Tidak benar ada pembakaran, pengeroyokan. Silakan jika dapat informasi lakukan konfirmasi, jangan sampai kita terprovokasi," kata Bima.

Kompol Tri Suhartanto menjamin keamanan para supir angkot saat operasi. Kepolisian, menurut dia, telah mengerahkan 2/3 kekuatan untuk mengamankan lokasi-lokasi yang dinilai rawan.

"Kita pastikan situasi Kota Bogor aman, personel sudah kita sebar, jika ada terjadi aksi sweeping dan penurunan penumpang secara paksa, silakan segera lapor, personel akan bertindak," katanya.

Letkol Inf Dodi Suhardiman juga meminta para supir angkot kembali beroperasi melayani masyarakat, dan menjaga Kota Bogor kondusif.

"Mari sama-sama kita menjaga agar Kota Bogor kondusif. Kita sama-sama tahu Bapak Presiden tinggal di Bogor, kita jaga Bogor, kita layani masyarakat, agar semua bisa beraktivitas seperti semula," katanya.

Usai menerima arahan dari para unsur Muspida Kota Bogor, puluhan supir membubarkan diri secara tertib.

Mereka menyatakan siap beroperasi kembali karena sudah mendapat jaminan dari Pemerintah Kota Bogor tuntutan mereka akan dipenuhi.

Aksi Mogok Angkot Bogor

Aksi mogok sopir angkot juga berimbas ke Kota Bogor, Jawa Barat, sejak Selasa pagi sampai siang hari. Moda transportasi umum tersebut terlihat sepi beroperasi di sejumlah titik.

Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Bogor Kota, Kompol Bramastyo Priaji menyebutkan, sempat terjadi penumpukan penumpang khususnya para pekerja dan pelajar terutama di wilayah perbatasan Kota dan Kabupaten Bogor.

"Pagi tadi angkot masih terlihat beroperasi, hingga saat ini jumlah angkot yang beroperasi di pusat kota juga terlihat sepi dari biasanya," kata Bramastyo.

Menurut Bramastyo, sejak pagi pihaknya telah mengerahkan sejumlah unit mobil Dalmas untuk mengangkut pelajar yang kesulitan mendapatkan angkot.

Mobil unit diberdayakan sejak pagi, mengangkut penumpang diprioritaskan pelajar dan juga pekerja yang beraktivitas di pagi hari.

Sementara itu, menurut Bramastyo situasi arus lalu lintas di pusat Kota Bogor terpantau lancar. Di sejumlah titik masih terlihat ada warga yang menunggu angkutan umum.

Berbeda dengan di wilayah perbatasan banyak terjadi penumpukan penumpang yang tidak kedapatan angkutan akibat aksi mogok yang dilakukan para supir.

Gaisha (30) warga Ciomas menginformasikan, di wilayahnya masih belum ada angkot yang beroperasi begitu pula dengan transportasi online.

Gaisha terpaksa menggunakan moda ojek pangkalan dari rumah menuju Sekolah Tinggi Teknologi Pertanian (STTP) yang berjarak kurang dari lima kilo meter.

Ia dikenai tarif Rp25 ribu dari kawasan rumahnya menuju STTP Pertanian yang terletak di Pasir Kuda, Kota Bogor.

"Kalau naik angkot biasanya dua kali naik, tarifnya tidak sampai Rp10, kalau ojek online juga cuma Rp10 ribu, tapi karena terdesak kebutuhan saya naik ojek pangkalan minta tarif Rp25 ribu," katanya.

Baca juga artikel terkait TRANSPORTASI ONLINE atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri